Amfibi Itu Apa Sih? Kenalan Lebih Dekat dengan Hewan Unik Ini!

Daftar Isi

Amfibi, kata ini mungkin sering kita dengar di pelajaran biologi atau saat menonton film dokumenter tentang alam. Tapi, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan amfibi itu? Yuk, kita bahas tuntas tentang makhluk hidup yang satu ini!

Definisi Amfibi: Lebih dari Sekadar “Hidup di Dua Alam”

Secara sederhana, amfibi sering diartikan sebagai hewan yang hidup di dua alam, yaitu di air dan di darat. Istilah “amfibi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu amphibios, yang berarti “kehidupan ganda”. Namun, definisi ini sebenarnya kurang lengkap dan bisa sedikit menyesatkan.

Amfibi di alam liar

Amfibi adalah kelompok hewan vertebrata (bertulang belakang) yang mengalami metamorfosis dalam siklus hidupnya. Metamorfosis ini adalah perubahan bentuk tubuh yang signifikan. Biasanya, amfibi memulai hidupnya di air sebagai larva yang bernapas dengan insang, lalu berkembang menjadi dewasa yang sebagian besar hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Jadi, kunci utama dari amfibi bukan hanya sekadar hidup di dua alam, tapi lebih kepada perubahan bentuk tubuh yang drastis dari larva air ke dewasa darat.

Ciri-ciri Umum Amfibi yang Perlu Kamu Tahu

Amfibi punya beberapa ciri khas yang membedakannya dari kelompok hewan lain seperti reptil, burung, atau mamalia. Berikut beberapa ciri-ciri umum amfibi:

1. Kulit Lembab dan Permeabel

Kulit amfibi itu unik banget! Kulit mereka tidak bersisik, tidak berbulu, dan tidak berambut, melainkan lembab dan permeabel. Permeabel artinya kulit mereka bisa dilalui oleh air dan gas. Kulit lembab ini penting banget untuk membantu pernapasan mereka, terutama saat di darat. Sebagian amfibi bahkan bisa bernapas melalui kulitnya, lho! Proses ini disebut pernapasan kulit atau cutaneous respiration.

Kulit lembab amfibi

Tapi, kulit lembab ini juga punya kelemahan. Kulit amfibi jadi sangat sensitif terhadap kekeringan dan polusi. Mereka gampang banget kehilangan air dari tubuhnya kalau berada di lingkungan yang kering. Selain itu, kulit mereka juga mudah menyerap zat-zat berbahaya dari lingkungan, seperti polutan di air atau udara. Makanya, amfibi sering dijadikan indikator kesehatan lingkungan. Kalau populasi amfibi di suatu tempat menurun atau banyak amfibi yang sakit, bisa jadi ada masalah dengan lingkungan di tempat tersebut.

2. Metamorfosis: Perubahan Bentuk yang Menakjubkan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, metamorfosis adalah ciri khas utama amfibi. Proses metamorfosis ini benar-benar luar biasa dan kompleks. Amfibi memulai hidupnya sebagai telur yang biasanya diletakkan di air atau tempat lembab. Telur ini menetas menjadi larva yang disebut berudu (untuk katak dan kodok) atau larva salamander (untuk salamander dan newt).

Metamorfosis katak

Berudu hidup sepenuhnya di air dan punya bentuk tubuh yang sangat berbeda dari katak dewasa. Berudu punya ekor untuk berenang, insang untuk bernapas di air, dan mulut yang cocok untuk makan tumbuhan air atau alga. Seiring waktu, berudu akan mengalami perubahan bentuk yang dramatis. Kaki mulai tumbuh, ekor menyusut, insang digantikan oleh paru-paru, dan bentuk mulut berubah menjadi mulut katak dewasa yang cocok untuk menangkap serangga. Proses metamorfosis ini dikontrol oleh hormon dan bisa berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung jenis amfibinya.

3. Jantung Tiga Ruang

Jantung amfibi punya tiga ruang: dua atrium (serambi) dan satu ventrikel (bilik). Ini berbeda dengan jantung mamalia atau burung yang punya empat ruang. Jantung tiga ruang ini memungkinkan percampuran antara darah kaya oksigen dari paru-paru dan darah miskin oksigen dari seluruh tubuh di ventrikel.

Diagram jantung amfibi

Meskipun ada percampuran darah, sistem peredaran darah amfibi masih cukup efisien untuk memenuhi kebutuhan oksigen mereka. Beberapa amfibi, terutama yang kulitnya sangat permeabel, bahkan bisa mendapatkan sebagian besar oksigen langsung dari kulit mereka, sehingga mengurangi ketergantungan pada paru-paru.

4. Suhu Tubuh Poikiloterm (Berubah-ubah)

Amfibi adalah hewan poikiloterm atau berdarah dingin. Artinya, suhu tubuh mereka berubah-ubah mengikuti suhu lingkungan. Mereka tidak bisa menghasilkan panas tubuh sendiri seperti mamalia atau burung. Makanya, amfibi sangat bergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuh mereka.

Amfibi berjemur

Saat suhu lingkungan dingin, suhu tubuh amfibi juga ikut dingin dan metabolisme mereka melambat. Mereka jadi kurang aktif dan cenderung mencari tempat berlindung yang hangat atau melakukan hibernasi (tidur panjang saat musim dingin). Sebaliknya, saat suhu lingkungan hangat, suhu tubuh mereka juga ikut hangat dan mereka jadi lebih aktif. Mereka bisa berjemur di bawah sinar matahari untuk menghangatkan tubuh mereka.

5. Kelenjar Racun pada Kulit (Pada Beberapa Spesies)

Beberapa jenis amfibi, terutama katak dan kodok, punya kelenjar racun di kulitnya. Kelenjar ini menghasilkan racun yang bisa melindungi mereka dari predator. Racun ini bisa berbeda-beda jenisnya dan tingkat keparahannya, tergantung spesies amfibinya.

Katak racun

Katak panah beracun (poison dart frog) dari Amerika Selatan adalah contoh amfibi yang sangat beracun. Racun mereka sangat kuat dan bisa mematikan. Suku Indian zaman dulu menggunakan racun katak ini untuk melumuri ujung panah mereka saat berburu. Tapi, tidak semua amfibi beracun. Bahkan, sebagian besar amfibi tidak berbahaya bagi manusia. Racun pada kulit mereka biasanya hanya berfungsi untuk melindungi diri dari predator kecil seperti ular atau burung.

Klasifikasi Amfibi: Mengenal Lebih Dekat Keluarga Amfibi

Amfibi dibagi menjadi tiga ordo utama:

1. Anura (Katak dan Kodok)

Anura adalah ordo amfibi yang paling beragam dan paling dikenal. Anggota ordo ini adalah katak dan kodok. Ciri khas Anura adalah tubuhnya yang pendek dan gemuk, kaki belakang yang panjang untuk melompat, dan tidak punya ekor saat dewasa.

Katak hijau

Perbedaan antara katak dan kodok sebenarnya tidak terlalu jelas secara ilmiah, tapi secara umum, katak cenderung punya kulit yang halus dan lembap, serta kaki belakang yang lebih panjang dan ramping. Mereka biasanya lebih suka hidup di air atau dekat air. Sedangkan kodok cenderung punya kulit yang berbintil-bintil dan kering, serta kaki belakang yang lebih pendek dan kekar. Mereka lebih tahan terhadap kekeringan dan bisa hidup lebih jauh dari air.

Contoh katak: katak pohon, katak air, katak panah beracun.
Contoh kodok: kodok buduk, kodok tebu.

2. Urodela (Salamander dan Newt)

Urodela adalah ordo amfibi yang anggotanya adalah salamander dan newt. Ciri khas Urodela adalah tubuhnya yang memanjang seperti kadal, punya ekor sepanjang hidupnya, dan kaki yang relatif pendek dan sama panjangnya antara depan dan belakang.

Salamander

Salamander dan newt seringkali sulit dibedakan, tapi secara umum, newt biasanya punya kulit yang lebih kasar dan lebih sering menghabiskan waktu di air, terutama saat musim kawin. Sedangkan salamander lebih sering hidup di darat dan kulitnya cenderung lebih halus.

Contoh salamander: salamander api, axolotl, salamander raksasa Jepang.
Contoh newt: newt air tawar, newt punggung licin.

3. Gymnophiona (Caecilian)

Gymnophiona atau Apoda adalah ordo amfibi yang paling unik dan paling jarang terlihat. Anggota ordo ini adalah caecilian atau sesilia. Ciri khas Gymnophiona adalah tubuhnya yang panjang, silindris, dan tidak berkaki, mirip seperti cacing atau ular. Mereka hidup di dalam tanah atau di serasah daun yang lembab.

Caecilian

Caecilian punya mata yang kecil dan tertutup kulit atau bahkan tidak punya mata sama sekali, karena mereka hidup di lingkungan yang gelap. Mereka menggunakan indra penciuman dan sentuhan untuk mencari makan dan bergerak di dalam tanah. Makanan utama caecilian adalah serangga, cacing tanah, dan invertebrata kecil lainnya yang hidup di dalam tanah.

Peran Penting Amfibi dalam Ekosistem

Meskipun seringkali dianggap remeh, amfibi punya peran yang sangat penting dalam ekosistem. Mereka berperan sebagai pemangsa dan mangsa dalam rantai makanan.

1. Pengendali Populasi Serangga

Amfibi, terutama katak dan kodok, adalah pemangsa serangga yang sangat efektif. Mereka makan berbagai jenis serangga, termasuk serangga hama pertanian seperti nyamuk, lalat, dan wereng. Dengan memakan serangga-serangga ini, amfibi membantu mengendalikan populasi serangga secara alami. Keberadaan amfibi sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berbahaya.

Katak makan serangga

2. Sumber Makanan bagi Hewan Lain

Amfibi juga menjadi sumber makanan penting bagi berbagai jenis hewan lain, seperti ular, burung, mamalia kecil, dan ikan. Dengan menjadi mangsa, amfibi membantu menyalurkan energi dari serangga dan invertebrata ke tingkat trofik yang lebih tinggi dalam rantai makanan. Hilangnya amfibi dari suatu ekosistem bisa berdampak buruk pada populasi predator mereka.

3. Indikator Kesehatan Lingkungan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kulit amfibi yang permeabel membuat mereka sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Mereka mudah terpapar polusi air, udara, dan tanah. Penurunan populasi amfibi, munculnya penyakit pada amfibi, atau kelainan bentuk tubuh pada amfibi bisa menjadi tanda peringatan adanya masalah lingkungan di suatu tempat. Oleh karena itu, amfibi sering digunakan sebagai bioindikator atau indikator kesehatan lingkungan.

Ancaman terhadap Populasi Amfibi dan Upaya Konservasi

Sayangnya, populasi amfibi di seluruh dunia sedang mengalami penurunan yang drastis. Banyak spesies amfibi yang terancam punah. Beberapa ancaman utama terhadap amfibi antara lain:

1. Hilangnya Habitat

Hilangnya habitat adalah ancaman terbesar bagi amfibi. Hutan, lahan basah, dan habitat alami lainnya tempat amfibi hidup terus menerus dirusak dan diubah menjadi lahan pertanian, perkebunan, permukiman, atau infrastruktur. Akibatnya, amfibi kehilangan tempat tinggal, tempat mencari makan, dan tempat berkembang biak.

Kerusakan habitat amfibi

2. Polusi

Polusi air, udara, dan tanah juga sangat berbahaya bagi amfibi. Polutan seperti pestisida, herbisida, logam berat, dan limbah industri bisa mencemari habitat amfibi dan langsung meracuni mereka. Kulit amfibi yang permeabel sangat mudah menyerap polutan-polutan ini.

3. Perubahan Iklim

Perubahan iklim global juga memberikan dampak negatif pada amfibi. Perubahan suhu dan pola curah hujan bisa mengganggu siklus hidup amfibi, mengurangi ketersediaan air, dan meningkatkan risiko kekeringan dan kebakaran hutan.

4. Penyakit

Penyakit seperti jamur chytrid (Batrachochytrium dendrobatidis) dan ranavirus telah menyebabkan kematian massal pada populasi amfibi di berbagai belahan dunia. Penyebaran penyakit ini diperparah oleh perubahan iklim dan stres lingkungan.

5. Perdagangan Ilegal

Perdagangan ilegal amfibi sebagai hewan peliharaan atau untuk konsumsi juga menjadi ancaman bagi beberapa spesies amfibi. Penangkapan amfibi dari alam liar bisa mengurangi populasi mereka secara signifikan.

Untuk mengatasi ancaman-ancaman ini, diperlukan upaya konservasi yang serius dan berkelanjutan. Beberapa upaya konservasi yang bisa dilakukan antara lain:

  • Melindungi dan memulihkan habitat alami amfibi.
  • Mengurangi polusi air, udara, dan tanah.
  • Mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengatasi perubahan iklim.
  • Mencegah penyebaran penyakit pada amfibi.
  • Menghentikan perdagangan ilegal amfibi.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya amfibi dan ancaman yang mereka hadapi.

Fakta Menarik Seputar Amfibi yang Mungkin Belum Kamu Tahu

Selain ciri-ciri umum dan peran pentingnya, ada banyak fakta menarik lainnya tentang amfibi yang mungkin belum kamu tahu:

  • Amfibi adalah vertebrata pertama yang berhasil beradaptasi dengan kehidupan di darat. Mereka adalah pionir dalam evolusi hewan darat.
  • Beberapa jenis salamander bisa meregenerasi anggota tubuhnya yang hilang. Jika salamander kehilangan ekor atau kakinya, mereka bisa menumbuhkannya kembali!
  • Axolotl, sejenis salamander air dari Meksiko, tidak pernah bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa darat. Mereka tetap dalam bentuk larva sepanjang hidupnya dan bisa berkembang biak dalam bentuk larva.
  • Katak kayu (Rana sylvatica) dari Amerika Utara bisa membeku hidup-hidup selama musim dingin dan kemudian mencair kembali saat musim semi tiba.
  • Coqui, sejenis katak kecil dari Puerto Rico, punya suara yang sangat keras untuk ukuran tubuhnya. Suara mereka bisa terdengar hingga jarak yang cukup jauh.
  • Beberapa jenis caecilian betina merawat anak-anaknya. Mereka memberikan makanan berupa lapisan kulit mereka sendiri kepada anak-anaknya.

Fakta menarik amfibi

Amfibi adalah kelompok hewan yang unik, menarik, dan penting. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari keanekaragaman hayati planet kita. Dengan memahami lebih dalam tentang amfibi, kita bisa lebih menghargai keberadaan mereka dan turut serta dalam upaya pelestarian mereka.

Bagaimana pendapatmu tentang amfibi? Apakah ada fakta menarik lain yang kamu ketahui tentang amfibi? Yuk, berbagi di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar