Begini Lho Memahami Bentuk Figuratif Biar Nggak Bingung

Table of Contents

What is figurative art

Dalam dunia seni visual, ada banyak istilah yang mungkin bikin kita mengerutkan dahi. Salah satunya adalah “bentuk figuratif”. Gampangnya, ketika ngomongin seni bentuk figuratif, kita sedang membicarakan karya seni yang isinya menggambarkan atau merepresentasikan sesuatu yang bisa kita kenali di dunia nyata. Objek-objek yang digambar, dilukis, atau dipahat itu punya kemiripan dengan aslinya, meskipun kadang kemiripan itu bisa sangat jelas (realistis) atau cuma berupa isyarat.

Bisa dibilang, bentuk figuratif itu adalah kebalikan dari seni abstrak atau non-representasional. Kalau seni abstrak seringkali fokus pada warna, bentuk, garis, dan tekstur murni tanpa merujuk pada objek di luar karya itu sendiri, seni figuratif selalu punya referensi ke dunia yang kita lihat sehari-hari. Entah itu manusia, hewan, pemandangan alam, benda mati, atau apa pun yang mata kita bisa identifikasi.

Nah, perlu diingat juga, “figuratif” ini bukan berarti harus persis sama seperti foto ya. Ada banyak gaya dalam seni figuratif. Bisa sangat realistis sampai detail pori-pori terlihat, bisa juga digambar dengan gaya yang lebih sederhana, stilasi (disederhanakan), ekspresif, atau bahkan terdistorsi, asalkan kita masih bisa mengenali apa yang digambarkan di sana. Intinya, penonton bisa bilang, “Oh, itu gambar orang,” atau “Oh, itu lukisan gunung,” meskipun orang atau gunungnya mungkin terlihat tidak biasa.

Apa Sih Sebenarnya Bentuk Figuratif Itu?

Secara definisi, seni figuratif adalah seni rupa yang menggambarkan bentuk-bentuk yang dikenali, seperti figur manusia, hewan, lanskap, atau benda-benda. Kata “figuratif” sendiri berasal dari kata “figur” atau “figure” yang dalam konteks ini merujuk pada bentuk-bentuk yang bisa dikenali.

Tujuan utama dari seni figuratif biasanya adalah untuk mengkomunikasikan atau merekam keberadaan objek-objek di dunia nyata, menceritakan kisah melalui representasi visual, atau sekadar merayakan keindahan bentuk yang ada di sekitar kita. Sejak zaman prasejarah, manusia sudah membuat seni figuratif. Lihat saja lukisan-lukisan gua yang menggambarkan hewan buruan, itu adalah bentuk figuratif paling awal yang kita ketahui. Selama ribuan tahun, seni figuratif mendominasi dunia seni, dari Mesir Kuno, Yunani Klasik, Romawi, Abad Pertengahan, hingga era Renaissance, Barok, Romantisisme, dan seterusnya.

Baru pada awal abad ke-20, seni abstrak mulai berkembang pesat dan menantang dominasi seni figuratif. Munculnya gerakan-gerakan seperti Kubisme (yang meskipun mendistorsi objek, seringkali masih berawal dari objek figuratif), Fauvisme, Ekspresionisme, hingga akhirnya benar-benar abstrak seperti Kubisme Sintetik, Suprematisme, dan De Stijl, membuat istilah “figuratif” menjadi penting untuk membedakan jenis seni yang masih menggambarkan realitas dari yang tidak.

Jadi, kalau ditanya apa itu bentuk figuratif? Ini adalah jenis seni visual yang isinya representasi dari objek atau subjek yang dikenali dari dunia nyata. Mudah kan?

Figuratif vs. Abstrak: Dua Kutub dalam Seni

Untuk lebih memahami apa itu figuratif, paling gampang memang membandingkannya dengan kebalikannya: seni abstrak. Ini seperti siang dan malam, meskipun kadang ada area abu-abu di antaranya (semi-abstrak atau abstraksi figuratif).

  • Seni Figuratif:

    • Fokus: Menggambarkan objek atau subjek yang dikenali dari dunia nyata.
    • Tujuan: Merekam realitas, menceritakan narasi, merepresentasikan bentuk, menangkap kemiripan.
    • Evaluasi: Seringkali dinilai dari kemampuannya merepresentasikan subjek, gaya penggambaran, komposisi, dan bagaimana seniman menginterpretasikan subjek tersebut.
    • Contoh: Lukisan potret, patung manusia, gambar pemandangan, still life (lukisan benda mati seperti buah atau vas bunga).
  • Seni Abstrak:

    • Fokus: Bentuk, warna, garis, tekstur, komposisi murni. Tidak merujuk pada objek spesifik di dunia nyata.
    • Tujuan: Mengeksplorasi elemen visual, menyampaikan emosi atau ide melalui bahasa visual murni, memprovokasi respons emosional atau intelektual tanpa narasi jelas.
    • Evaluasi: Dinilai dari penggunaan elemen formal (warna, bentuk), harmoni atau kontras, ekspresi seniman, dan dampak emosionalnya.
    • Contoh: Lukisan dengan cipratan cat acak (Action Painting), susunan bentuk geometris murni, kanvas berwarna tunggal.

Diagram Perbandingan Sederhana:

mermaid graph TD A[Seni Visual] --> B{Representasional?} B -- Ya<br>(Menggambarkan Objek Nyata) --> C[Seni Figuratif] B -- Tidak<br>(Fokus pada Elemen Visual Murni) --> D[Seni Non-Representasional<br>(Seni Abstrak)] C --> E[Contoh: Potret, Lanskap,<br>Still Life] D --> F[Contoh: Lukisan Geometris,<br>Action Painting]

Kadang ada juga istilah semi-abstrak atau abstraksi figuratif. Ini adalah karya yang berawal dari objek figuratif, tapi kemudian objek tersebut sangat disederhanakan, didistorsi, atau dipecah menjadi elemen-elemen visual sehingga hampir tidak dikenali lagi, namun jejak bentuk aslinya masih samar-samar terasa. Kubisme seringkali masuk kategori ini. Objeknya (misalnya gitar atau wajah) masih ada, tapi digambarkan dari berbagai sudut pandang sekaligus, dipecah menjadi bidang-bidang geometris.

Sejarah Singkat Seni Figuratif: Perjalanan Panjang Representasi

Perjalanan seni figuratif adalah sejarah seni itu sendiri, setidaknya sampai awal abad ke-20. Mari kita intip sedikit garis waktunya:

Zaman Prasejarah

Seperti yang sudah disebut, lukisan gua di Lascaux (Prancis) atau Altamira (Spanyol) adalah contoh seni figuratif tertua. Mereka menggambarkan bison, kuda, dan hewan lain dengan energi luar biasa. Ini menunjukkan bahwa sejak awal peradaban, manusia sudah punya keinginan untuk merekam dan merepresentasikan dunia di sekitar mereka.

Peradaban Kuno

Seni figuratif berkembang pesat di peradaban kuno.
* Mesir Kuno: Patung firaun, relief di kuil, dan lukisan makam menggambarkan kehidupan sehari-hari, dewa-dewi, dan ritual keagamaan dengan gaya yang sangat khas dan terstruktur. Figur manusia digambarkan dalam pose kaku, seringkali kepala dan kaki dari samping, badan dari depan (gaya hieratik).
* Yunani Kuno: Seni figuratif Yunani, terutama patung, sangat fokus pada idealisasi tubuh manusia. Mereka berusaha mencapai kalokagathia, yaitu kesempurnaan fisik dan moral. Patung-patung seperti Discobolus atau Aphrodite dari Milos menunjukkan penguasaan anatomi dan proporsi yang luar biasa untuk zamannya.
* Romawi Kuno: Seni Romawi banyak dipengaruhi Yunani, tapi lebih praktis dan sering digunakan untuk tujuan politik atau dokumentasi. Patung potret Romawi terkenal sangat realistis, menggambarkan individu dengan segala keunikannya, bukan sekadar idealisasi. Relief pada kolom atau gapura menceritakan peristiwa sejarah.

Abad Pertengahan

Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, seni di Eropa Barat banyak didominasi oleh tema-tema keagamaan. Seni figuratif tetap ada, terutama dalam lukisan dinding gereja, manuskrip beriluminasi, dan patung. Namun, fokusnya bukan lagi pada realisme atau idealisme klasik, melainkan pada penyampaian pesan ilahi. Figur manusia sering digambar secara simbolis dan kurang proporsional jika dibandingkan dengan era klasik. Gaya Bizantium dengan ikon-ikonnya yang datar dan simbolis adalah salah satu contoh kuat.

Renaissance

Ah, era keemasan seni figuratif di Eropa! Renaissance (abad ke-14 hingga ke-16) menandai kebangkitan minat pada seni klasik Yunani dan Romawi. Seniman seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, Raphael, dan Botticelli mempelajari anatomi, perspektif, dan proporsi untuk menciptakan kembali realisme dan idealisme dalam penggambaran manusia dan lingkungannya. Lukisan dan patung pada masa ini mencapai tingkat kemahiran teknis yang luar biasa dalam merepresentasikan dunia nyata. Mona Lisa karya Leonardo atau patung David karya Michelangelo adalah ikon seni figuratif dari era ini.

Mona Lisa by Leonardo da Vinci

Barok dan Rococo

Melanjutkan dari Renaissance, era Barok (abad ke-17) menampilkan seni figuratif yang lebih dramatis, penuh emosi, gerakan, dan kontras cahaya (chiaroscuro). Seniman seperti Caravaggio, Rembrandt, dan Bernini menciptakan karya figuratif yang kuat dan hidup. Era Rococo (abad ke-18) lebih ringan, elegan, dan berfokus pada tema-tema aristokrasi dan romantis.

Neoklasisisme dan Romantisisme

Abad ke-18 dan awal abad ke-19 melihat kebangkitan minat pada seni klasik (Neoklasisisme) dengan penekanan pada ketertiban, rasionalitas, dan subjek dari sejarah atau mitologi. Di sisi lain, Romantisisme menekankan emosi, individualitas, dan subjek-subjek dramatis, eksotis, atau dari alam. Kedua gerakan ini tetap kuat dalam tradisi figuratif.

Realisme dan Impresionisme

Pertengahan abad ke-19 muncul Realisme yang berusaha menggambarkan kehidupan sehari-hari apa adanya, tanpa idealisasi atau dramatisasi berlebihan. Kemudian, Impresionisme muncul, fokus pada penangkapan kesan sesaat dari cahaya dan warna di alam terbuka. Meskipun gaya Impresionisme berbeda dari realisme tradisional (sapuan kuas terlihat jelas, bentuk tidak terlalu detail), mereka tetap menggambar objek figuratif: pemandangan, orang-orang di taman, gedung, dll. Impression, soleil levant karya Monet adalah contoh ikonik.

Impression, soleil levant by Claude Monet

Post-Impresionisme dan Awal Abad ke-20

Seniman Post-Impresionis seperti Van Gogh, Cézanne, dan Gauguin mengambil pendekatan Impresionisme tapi menambahkan lebih banyak struktur, ekspresi, atau simbolisme. Van Gogh dengan lanskap dan potretnya yang ekspresif, Cézanne dengan eksplorasi bentuk geometris pada subjek figuratifnya, adalah jembatan menuju modernisme. Pada titik inilah, berbagai eksperimen mulai menjauhkan seni dari representasi langsung, membuka jalan bagi seni abstrak.

Meskipun seni abstrak sempat mendominasi di paruh kedua abad ke-20, seni figuratif tidak pernah mati. Ia terus hidup dan berevolusi dalam berbagai gaya, termasuk Pop Art (menggunakan gambar figuratif dari budaya populer), Fotorealisme (sangat mirip foto), dan berbagai bentuk seni figuratif kontemporer lainnya.

Subjek dan Tema dalam Seni Figuratif

Apa saja sih yang biasanya digambar dalam seni figuratif? Hampir semua yang bisa kita lihat! Tapi ada beberapa kategori umum:

  1. Figur Manusia: Ini mungkin subjek paling tua dan paling sering digambar. Bisa berupa potret (menggambarkan individu tertentu), studi anatomi, penggambaran kelompok orang, atau figur manusia dalam berbagai pose dan aktivitas. Seni figuratif sering digunakan untuk menangkap emosi, kepribadian, atau sekadar keindahan bentuk tubuh manusia.
  2. Hewan: Dari lukisan gua prasejarah hingga lukisan hewan peliharaan modern, hewan selalu menjadi subjek favorit. Mereka bisa digambar secara realistis, simbolis, atau sebagai bagian dari narasi yang lebih besar.
  3. Lanskap (Pemandangan): Penggambaran gunung, hutan, sungai, laut, perkotaan, atau pedesaan. Lanskap figuratif berusaha menangkap keindahan atau suasana suatu tempat. Bisa sangat detail atau lebih impresionistik. Starry Night karya Van Gogh adalah contoh lanskap yang sangat ekspresif dan ikonik.
    Starry Night by Vincent van Gogh
  4. Still Life (Benda Mati): Penggambaran benda-benda tidak bergerak seperti buah-buahan, bunga, vas, buku, alat musik, atau benda sehari-hari lainnya. Still life memungkinkan seniman untuk fokus pada komposisi, cahaya, tekstur, dan warna dari benda-benda biasa.
  5. Adegan Naratif/Histories: Penggambaran peristiwa dari sejarah, mitologi, agama, atau kehidupan sehari-hari yang menceritakan sebuah kisah. Ini adalah bentuk seni figuratif yang sering ditemukan di gereja, museum, atau bangunan publik.

Media dan Teknik dalam Menciptakan Seni Figuratif

Seni figuratif bisa dibuat menggunakan hampir semua media seni visual. Pemilihan media seringkali mempengaruhi gaya dan hasil akhir:

  • Menggambar: Pensil, arang, krayon, tinta, pastel. Menggambar sering menjadi fondasi untuk bentuk figuratif lainnya, memungkinkan seniman untuk menangkap garis, bentuk, dan bayangan.
  • Melukis: Cat minyak, akrilik, cat air, tempera, fresco. Melukis memungkinkan penggunaan warna yang kaya dan berbagai tekstur serta efek cahaya. Cat minyak, misalnya, memungkinkan percampuran warna yang halus untuk menciptakan transisi tonal yang realistis.
  • Memahat/Mematung: Tanah liat, batu, kayu, logam, gips. Patung adalah seni figuratif dalam bentuk tiga dimensi. Membutuhkan pemahaman mendalam tentang bentuk, volume, dan ruang.
  • Mencetak (Printmaking): Etsa, ukiran kayu, litografi. Teknik cetak memungkinkan seniman menciptakan banyak salinan dari sebuah gambar figuratif.
  • Seni Digital: Menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras digital untuk menciptakan gambar figuratif. Ini bisa berupa lukisan digital, manipulasi foto, atau model 3D.

Teknik-teknik spesifik juga berperan besar, misalnya:
* Perspektif: Digunakan untuk menciptakan ilusi kedalaman pada permukaan datar.
* Anatomi: Penting untuk menggambar atau memahat figur manusia atau hewan secara realistis.
* Chiaroscuro: Penggunaan kontras kuat antara terang dan gelap untuk menciptakan volume dan drama (populer di era Barok).
* Impasto: Penggunaan cat tebal sehingga sapuan kuas terlihat dan menciptakan tekstur di permukaan lukisan.

Semua media dan teknik ini adalah alat bagi seniman figuratif untuk merepresentasikan dunia nyata sesuai dengan visi dan gaya mereka.

Contoh Seniman dan Karya Figuratif Terkenal (Selain yang Sudah Disebut)

Daftar seniman figuratif terkenal bisa jadi sangat panjang, tapi beberapa nama yang patut diingat antara lain:

  • Rembrandt van Rijn: Pelukis Belanda abad ke-17, terkenal dengan potret-potretnya yang penuh introspeksi dan penggunaan cahaya yang dramatis. Salah satu karyanya yang terkenal adalah The Night Watch.
  • Johannes Vermeer: Pelukis Belanda lainnya dari abad ke-17, terkenal dengan adegan domestik yang tenang dan penggunaan cahaya yang sangat detail. Girl with a Pearl Earring adalah salah satu lukisan figuratif paling ikonik di dunia.
  • Francisco Goya: Seniman Spanyol abad ke-18 dan 19. Karyanya bervariasi dari potret kerajaan hingga penggambaran perang dan kegelapan manusia yang sangat ekspresif.
  • Édouard Manet: Pelopor modernisme di Prancis abad ke-19. Karyanya, seperti Olympia atau Le Déjeuner sur l’herbe, menimbulkan kontroversi karena gaya realistisnya yang blak-blakan dan subjeknya dari kehidupan modern.
  • Edgar Degas: Seniman Prancis yang terkenal dengan penggambaran balerina, kuda pacu, dan kehidupan sehari-hari di Paris.
  • Vincent van Gogh: Meskipun sering disebut dalam konteks Post-Impresionisme dan penggunaan warna ekspresif, sebagian besar karyanya adalah lanskap, potret diri, dan still life yang jelas figuratif.
  • Gustav Klimt: Seniman Austria dari gerakan Art Nouveau, terkenal dengan lukisan figuratifnya yang dekoratif dan kaya ornamen, seringkali menampilkan wanita. The Kiss adalah salah satu karyanya yang paling populer.
  • Pablo Picasso: Meskipun dia adalah salah satu tokoh sentral dalam pengembangan Kubisme dan seni abstrak, Picasso juga membuat banyak karya figuratif sepanjang kariernya, terutama di awal dan akhir hidupnya. Dia sering kembali ke penggambaran figur manusia, meskipun dengan gayanya yang khas.
  • Frida Kahlo: Pelukis Meksiko yang terkenal dengan potret dirinya yang sureal namun sangat pribadi dan figuratif.
  • Lucian Freud: Pelukis Inggris abad ke-20 dan 21, terkenal dengan potret figur manusianya yang tebal, detail, dan terkadang brutal dalam kejujurannya.

Ini hanya sebagian kecil dari seniman luar biasa yang berkarya dalam tradisi figuratif. Setiap seniman membawa pendekatan unik mereka sendiri dalam merepresentasikan dunia.

Kenapa Seni Figuratif Masih Relevan?

Di tengah gempuran seni konseptual, instalasi, dan tentu saja, seni abstrak, mengapa seni figuratif tetap hidup dan punya banyak penggemar?

  1. Relatabilitas: Manusia punya koneksi bawaan dengan penggambaran dirinya sendiri, alam, dan objek di sekitarnya. Seni figuratif langsung berbicara pada pengalaman visual kita sehari-hari. Kita bisa mengenali, berempati, atau sekadar terhubung dengan apa yang kita lihat.
  2. Narasi dan Cerita: Seni figuratif punya kemampuan unik untuk bercerita, merekam peristiwa, atau menangkap momen dalam waktu. Ini menjadikannya alat yang kuat untuk komunikasi dan ekspresi budaya.
  3. Kemahiran Teknis: Seringkali, seni figuratif (terutama yang realistis) membutuhkan tingkat kemahiran teknis yang tinggi dalam menggambar, melukis, atau memahat. Apresiasi terhadap keahlian ini menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang.
  4. Eksplorasi Kehidupan Manusia: Potret atau penggambaran figur manusia memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi psikologi, emosi, dan kondisi manusia. Ini adalah cermin bagi diri kita sendiri.
  5. Keindahan dan Estetika: Seni figuratif seringkali merayakan keindahan alam, bentuk tubuh manusia, atau objek sehari-hari. Ia menawarkan cara untuk melihat dunia dengan mata yang baru, menemukan keindahan dalam hal-hal yang mungkin kita anggap biasa.

Di era digital ini, seni figuratif bahkan semakin relevan. Kita dibombardir dengan gambar setiap hari, namun sebuah lukisan potret yang dilukis dengan tangan, atau patung yang dipahat dengan detail, masih punya kekuatan dan keunikan yang tidak bisa digantikan oleh foto.

Tips Menikmati atau Berkreasi Seni Figuratif

Buat kamu yang tertarik menikmati atau bahkan mencoba berkreasi dalam seni figuratif:

Untuk Penikmat Seni:

  • Jangan Hanya Lihat “Apa”: Saat melihat karya figuratif, jangan hanya berhenti pada mengenali objeknya (“Oh, ini gambar apel”). Perhatikan bagaimana apel itu digambar. Bagaimana warnanya? Bagaimana bayangannya? Sapuan kuasnya terlihat atau halus? Apa suasana yang diciptakan seniman?
  • Perhatikan Gaya: Apakah karyanya sangat realistis? Atau lebih seperti kartun? Atau terdistorsi untuk efek dramatis? Gaya seniman adalah bagian penting dari “cerita” karya itu.
  • Cari Tahu Konteks: Siapa yang digambar? Kapan dan di mana lukisan itu dibuat? Apakah ada cerita di baliknya? Mengetahui konteks bisa membuka pemahaman yang lebih dalam.
  • Kunjungi Museum dan Galeri: Tidak ada yang mengalahkan melihat karya seni asli secara langsung. Ukuran, tekstur, dan detailnya akan terasa berbeda.
  • Baca dan Pelajari: Buku, artikel, atau video dokumenter tentang seniman dan gerakan seni figuratif bisa sangat memperkaya apresiasimu.

Untuk Calon Seniman:

  • Observasi, Observasi, Observasi: Kunci dari seni figuratif adalah kemampuan mengamati dunia di sekitarmu. Pelajari bentuk, proporsi, cara cahaya jatuh pada objek, dan bagaimana bayangan terbentuk. Gambar apa pun yang kamu lihat!
  • Pelajari Dasar-dasar Menggambar: Anatomi (jika tertarik menggambar manusia/hewan), perspektif (untuk lanskap dan benda ruang), komposisi, dan teori warna adalah fondasi penting.
  • Jangan Takut Berlatih: Seni itu keterampilan yang diasah. Semakin sering berlatih, semakin baik. Mulai dari subjek sederhana.
  • Eksperimen dengan Media: Coba menggambar pakai pensil, arang, cat air, akrilik. Masing-masing media punya karakteristik sendiri dan bisa memberimu ide baru.
  • Temukan Gayaku Sendiri: Setelah menguasai dasar-dasar, jangan takut untuk bereksperimen dan menemukan cara unikmu sendiri dalam merepresentasikan dunia. Tidak harus super realistis; kamu bisa menyederhanakan, melebih-lebihkan, atau menggabungkannya dengan elemen lain.

Fakta Menarik Seputar Seni Figuratif

  • Lukisan Figuratif Tertua di Dunia? Ada klaim bahwa lukisan figuratif hewan di gua Leang Tedongnge, Sulawesi, Indonesia, berusia sekitar 45.500 tahun, menjadikannya salah satu yang tertua, jika bukan yang tertua, yang pernah ditemukan.
  • Bentuk Figuratif Tidak Selalu Manusia: Meskipun kata “figuratif” sering diasosiasikan dengan figur manusia, istilah ini mencakup semua objek yang dikenali, termasuk hewan, tumbuhan, bangunan, dan benda mati.
  • Ada Seniman Figuratif Kontemporer yang Sangat Mahal: Jangan kira seni figuratif kuno saja yang mahal. Karya seniman figuratif kontemporer seperti Jenny Saville, Kerry James Marshall, atau Jeff Koons (dengan patung-patungnya yang seringkali figuratif) bisa laku dengan harga fantastis di lelang.
  • Bentuk Figuratif Bisa Jadi Sangat Sureal: Salvador Dalí, pelukis surealis terkenal, membuat karya yang jelas figuratif (kita bisa mengenali jam yang meleleh, gajah, dll.), tetapi ia menempatkannya dalam konteks mimpi dan alam bawah sadar, bukan realitas biasa. Ini menunjukkan betapa luasnya kemungkinan dalam seni figuratif.

Seni Figuratif di Era Modern

Di abad ke-21, seni figuratif terus berkembang. Banyak seniman kontemporer memilih untuk kembali ke representasi dunia nyata, kadang dengan sentuhan modern, teknologi digital, atau dicampur dengan elemen abstrak. Ada gerakan yang fokus pada potret figur manusia dengan isu-isu identitas, gender, atau politik. Ada yang mengeksplorasi lanskap dalam konteks lingkungan. Ada juga yang menggunakan seni figuratif sebagai cara untuk mengomentari media massa dan budaya populer.

Fotorealisme, misalnya, adalah gaya figuratif modern yang berusaha menciptakan lukisan yang sangat mirip foto. Ini adalah bukti bahwa daya tarik pada kemahiran teknis dan representasi visual yang akurat masih sangat kuat bagi sebagian seniman dan penikmat seni.

Pada akhirnya, seni figuratif adalah salah satu cara paling fundamental bagi manusia untuk berinteraksi dengan dunia visual di sekitar mereka. Ia adalah jembatan antara mata kita, pikiran kita, dan kanvas atau medium lainnya. Ia merekam sejarah, merayakan kehidupan, dan menawarkan cara untuk melihat realitas dari berbagai sudut pandang.

Memahami bentuk figuratif bukan hanya soal tahu definisinya, tapi juga menghargai sejarahnya yang panjang, keragamannya dalam subjek dan gaya, serta relevansinya yang tak lekang dimakan waktu.

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan apa itu bentuk figuratif? Apa karya seni figuratif favoritmu? Atau mungkin kamu sendiri pernah mencoba menggambar atau melukis objek yang bisa dikenali? Yuk, share di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar