Okulasi Tanaman: Apa Itu? Ini Penjelasan Lengkapnya

Daftar Isi

Okulasi, atau sering juga disebut grafting atau budding, adalah salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang sangat populer di dunia pertanian dan perkebunan. Inti dari teknik ini adalah menyambungkan bagian dari satu tanaman ke tanaman lain sedemikian rupa sehingga kedua bagian tersebut menyatu dan tumbuh sebagai satu kesatuan. Bayangkan seperti transplantasi organ pada manusia, tapi ini untuk tanaman!

Tujuan utamanya bukan sekadar menyambung, melainkan untuk menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman berbeda. Misalnya, kita ingin mendapatkan buah yang besar dan manis (sifat dari satu varietas) tapi ditanam di tanah yang kurang subur atau rentan penyakit akar (di mana varietas lain lebih tahan). Nah, okulasi jadi solusinya!

Mengenal Lebih Dekat Okulasi

Secara sederhana, okulasi adalah proses menyatukan dua bagian tanaman yang berbeda dari jenis yang sama atau masih berkerabat dekat. Dua bagian ini punya nama khusus:

  1. Entres (Scion): Ini adalah bagian atas yang akan disambungkan. Biasanya berupa mata tunas atau pucuk/ranting yang diambil dari tanaman induk yang memiliki sifat unggul yang kita inginkan. Misalnya, produktivitas tinggi, buah besar dan manis, atau bunga yang indah. Entres ini nantinya akan tumbuh menjadi bagian tajuk (batang, daun, bunga, buah) dari tanaman hasil okulasi.
  2. Batang Bawah (Rootstock): Ini adalah bagian bawah, yaitu batang beserta perakarannya, yang akan menerima sambungan. Batang bawah dipilih biasanya berdasarkan sifat perakarannya yang kuat, tahan terhadap kondisi tanah tertentu (misalnya kering, lembap, atau pH ekstrem), tahan penyakit akar, atau pertumbuhannya yang kokoh. Batang bawah inilah yang akan menopang seluruh bagian atas tanaman hasil okulasi.

Proses penyambungan ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kambium dari entres bisa bersentuhan langsung dengan kambium dari batang bawah. Kambium ini adalah lapisan sel meristematis yang aktif membelah, dan pertemuan kambium inilah yang memungkinkan kedua bagian tanaman menyatu dan membentuk jaringan pengangkut (xilem dan floem) baru untuk transportasi air dan nutrisi.

Mengapa Okulasi Begitu Penting dalam Dunia Pertanian?

Okulasi bukanlah sekadar teknik iseng, melainkan memiliki banyak keunggulan signifikan dibandingkan perbanyakan tanaman secara generatif (menggunakan biji) atau vegetatif lainnya (seperti stek atau cangkok), terutama untuk jenis tanaman tertentu.

Keunggulan utamanya antara lain:
* Mempertahankan Sifat Unggul: Tanaman hasil okulasi akan mewarisi sifat persis seperti induk entresnya. Jika entres diambil dari pohon mangga berbuah super manis dan besar, maka tanaman hasil okulasi juga akan menghasilkan buah yang sama persis. Ini tidak bisa dijamin jika menggunakan biji, di mana sifat bisa bervariasi karena persilangan.
* Percepatan Masa Berbuah: Tanaman hasil okulasi umumnya akan mulai berbuah jauh lebih cepat dibandingkan tanaman yang ditanam dari biji. Bibit mangga dari biji bisa butuh 5-10 tahun untuk berbuah, sementara dari okulasi mungkin hanya butuh 2-4 tahun. Ini sangat menguntungkan petani.
* Adaptasi Lingkungan: Dengan memilih batang bawah yang sesuai, kita bisa menanam varietas unggul di kondisi tanah atau lingkungan yang mungkin tidak cocok bagi varietas tersebut jika ditanam dari biji atau stek. Batang bawah yang tahan kekeringan bisa dikombinasikan dengan entres penghasil buah lebat.
* Perbaikan Tanaman Tua/Sakit: Pohon yang sudah tua atau terserang penyakit tertentu pada bagian perakarannya bisa diremajakan atau diselamatkan dengan okulasi, mengganti tajuk yang kurang produktif dengan entres dari varietas unggul.
* Efisiensi Ruang dan Waktu: Dalam beberapa kasus, okulasi memungkinkan perbanyakan varietas yang sulit diperbanyak dengan cara lain.

Meskipun stek dan cangkok juga merupakan perbanyakan vegetatif yang menghasilkan sifat sama seperti induk, okulasi menawarkan kombinasi sifat batang bawah dan entres yang seringkali tidak bisa didapatkan dari dua teknik tersebut.

Dua Tokoh Utama dalam Okulasi: Scion dan Rootstock

Memahami peran entres (scion) dan batang bawah (rootstock) adalah kunci dalam memahami okulasi. Keduanya harus berasal dari tanaman yang sehat, kuat, dan bebas penyakit.

Entres (Scion):
Bagian ini adalah calon bagian atas tanaman. Kriteria entres yang baik biasanya adalah:
* Diambil dari cabang yang sehat, pertumbuhannya aktif, dan bebas hama penyakit.
* Berasal dari tanaman induk yang sudah terbukti keunggulannya (produktif, kualitas buah/bunga bagus, dll.).
* Biasanya berupa mata tunas dorman (tidur) untuk teknik budding (okulasi tempel) atau ranting/pucuk yang memiliki beberapa mata tunas untuk teknik grafting (sambung).
* Usia cabang entres juga penting, biasanya tidak terlalu muda (masih hijau dan lunak) maupun terlalu tua (sudah berkayu keras).

Batang Bawah (Rootstock):
Bagian ini adalah calon bagian bawah tanaman, termasuk perakarannya. Kriteria batang bawah yang baik antara lain:
* Memiliki sistem perakaran yang kuat dan vigor (pertumbuhan cepat).
* Tahan terhadap kondisi tanah spesifik di lokasi tanam (pH, kelembaban, dll.).
* Tahan terhadap penyakit akar atau hama tanah.
* Batangnya cukup kokoh dan ukurannya proporsional dengan entres yang akan ditempelkan.
* Biasanya berasal dari varietas yang tumbuh kuat meskipun mungkin kualitas buahnya biasa saja.

Batang bawah dan entres untuk okulasi

Poin krusial di sini adalah kompatibilitas antara entres dan batang bawah. Mereka harus memiliki kekerabatan botanis yang cukup dekat agar bisa menyatu dengan baik. Okulasi antarspesies dalam satu genus (misalnya mangga arumanis dengan mangga gadung) umumnya berhasil. Antargenus dalam satu famili (misalnya terong dengan tomat, sama-sama Solanaceae) kadang bisa berhasil tapi seringkali sambungannya kurang kuat atau umurnya pendek. Okulasi antar famili (misalnya mangga dengan mawar) tidak mungkin berhasil karena perbedaan struktur jaringan dan fisiologi yang terlalu jauh.

Berbagai Macam Teknik Okulasi yang Populer

Ada banyak sekali teknik okulasi, tergantung pada jenis tanaman, kondisi, dan bagian entres yang digunakan. Namun, beberapa teknik yang paling umum dikenal dan dipraktikkan antara lain:

Okulasi Tempel (Bud Grafting atau Budding)

Teknik ini adalah yang paling sering disebut “okulasi” di Indonesia. Sesuai namanya, bagian entres yang digunakan hanya satu mata tunas (bud) dari tanaman unggul. Mata tunas ini kemudian ditempelkan pada batang bawah yang sudah disayat kulitnya.

  • Cara Kerjanya: Sehelai kulit batang bawah disayat membentuk jendela atau lidah, lalu mata tunas (yang juga diambil bersama sedikit kulit dan terkadang kayu) disisipkan ke dalam sayatan tersebut. Setelah pas, area penempelan diikat erat menggunakan plastik khusus (parafilm atau plastik PE). Keberhasilan ditandai dengan mata tunas yang tetap segar dan membengkak setelah beberapa minggu, lalu mulai bertunas.

Okulasi tempel mata tunas

Okulasi Sambung (Grafting)

Teknik ini menyambungkan bagian ranting atau pucuk yang memiliki beberapa mata tunas (bukan hanya satu mata tunas) ke batang bawah. Ada beberapa variasi teknik sambung:

1. Sambung Pucuk (Whip and Tongue Graft atau Splice Graft)

  • Cara Kerjanya: Batang bawah dan entres (pucuk) dipotong miring dengan sudut yang sama, lalu disambungkan sedemikian rupa sehingga permukaan sayatan miringnya bertemu dan pas. Untuk teknik whip and tongue, dibuat sayatan tambahan seperti lidah pada kedua bagian agar sambungan lebih kuat dan area kontak kambium lebih luas. Setelah tersambung, diikat erat.

Teknik sambung pucuk

2. Sambung Sela (Cleft Graft)

  • Cara Kerjanya: Batang bawah biasanya dipotong horizontal, lalu dibelah di tengahnya membentuk celah (sela). Entres (ranting) disayat miring di bagian bawahnya membentuk mata kapak atau pasak. Entres yang berbentuk pasak ini kemudian disisipkan ke dalam celah pada batang bawah. Bisa satu atau dua entres dimasukkan ke dalam satu batang bawah. Setelah itu, diikat dan seringkali seluruh bagian sambungan ditutup dengan lilin grafting atau parafilm untuk mencegah kekeringan.

Teknik sambung sela

3. Sambung Kulit (Bark Graft)

  • Cara Kerjanya: Teknik ini sering digunakan untuk batang bawah yang ukurannya jauh lebih besar daripada entres. Batang bawah dipotong horizontal. Pada kulit batang bawah, dibuat sayatan vertikal. Kulit tersebut sedikit diangkat, dan entres yang sudah disayat miring di bagian bawahnya diselipkan di antara kayu dan kulit batang bawah. Beberapa entres bisa diselipkan di sekeliling batang bawah yang besar. Kemudian diikat dan ditutup.

Setiap teknik memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri, serta paling cocok untuk jenis tanaman atau kondisi batang bawah yang berbeda. Namun, prinsip dasarnya tetap sama: menyatukan kambium entres dan batang bawah agar terjadi penyambungan.

Langkah-Langkah Umum Melakukan Okulasi Tempel (Fokus karena Umum)

Mari kita fokus pada teknik okulasi tempel (budding) karena ini yang paling sering diajarkan dan dipraktikkan oleh pemula, terutama untuk tanaman buah-buahan seperti jeruk atau mangga.

  1. Persiapan Alat dan Bahan: Siapkan pisau okulasi yang sangat tajam dan steril (bisa disterilkan dengan alkohol), plastik pengikat (parafilm atau plastik PE yang lentur dan bisa menempel sendiri), dan gunting stek atau gunting pangkas untuk mengambil entres dan memotong batang bawah nanti.
    Alat okulasi
  2. Memilih Batang Bawah: Pilih bibit batang bawah yang sehat, pertumbuhannya bagus, dan ukurannya (diameter batang) ideal untuk ditempeli, biasanya seukuran pensil atau sedikit lebih besar. Bersihkan duri atau ranting kecil di bagian yang akan ditempeli.
  3. Memilih Entres (Mata Tunas): Ambil ranting entres dari tanaman induk unggul yang sehat dan sedang tidak bertunas aktif (mata tunasnya masih dorman). Ranting yang baik biasanya berusia sedang, tidak terlalu muda atau tua. Buang daun-daunnya, sisakan sedikit tangkai daun jika perlu.
  4. Proses Penyayatan Batang Bawah: Sayat kulit batang bawah pada ketinggian yang diinginkan (biasanya 15-30 cm dari tanah). Bentuk sayatan bisa bervariasi (huruf T terbalik, jendela, perisai), tapi yang umum adalah sayatan berbentuk perisai (shield bud) atau T. Sayat dengan hati-hati agar tidak merusak kambium.
  5. Proses Pengambilan Mata Tunas: Ambil satu mata tunas dari ranting entres menggunakan pisau okulasi. Sayat dengan bentuk yang sama seperti sayatan pada batang bawah, menyertakan mata tunas, sedikit kulit, dan sedikit kayu jika tekniknya membutuhkan. Pastikan sayatan bersih dan rapi.
  6. Penempelan Mata Tunas: Segera tempelkan mata tunas yang sudah diambil ke dalam sayatan pada batang bawah. Pastikan bagian kulit mata tunas menempel sempurna pada bagian kambium batang bawah. Jangan biarkan terlalu lama di udara.
  7. Pengikatan: Ikat area penempelan dengan plastik pengikat, mulai dari bawah ke atas secara tumpang tindih. Pastikan ikatan kuat dan rapat untuk mencegah penguapan dan masuknya air atau kotoran, tetapi jangan terlalu kencang sampai merusak jaringan. Seluruh area sayatan dan mata tunas harus tertutup rapat. Mata tunas itu sendiri juga ikut terbungkus plastik transparan.
  8. Perawatan Pasca-Okulasi: Letakkan bibit di tempat yang teduh dan jaga kelembaban tanahnya. Setelah 2-3 minggu, periksa keberhasilan. Mata tunas yang berhasil akan terlihat segar dan membengkak. Jika mata tunas kering atau menghitam, okulasi kemungkinan gagal.
  9. Evaluasi Keberhasilan: Jika mata tunas bengkak, potong batang bawah di bagian atas mata tunas yang ditempel. Ini untuk mendorong mata tunas entres agar segera bertunas. Jika menggunakan plastik parafilm, plastik akan melar seiring pertumbuhan tunas. Jika menggunakan plastik PE biasa, ikatan perlu dilonggarkan atau dibuka setelah tunas tumbuh cukup kuat.

Keberhasilan okulasi sangat ditentukan oleh keterampilan penyayat, kebersihan alat, kesegaran bahan tanam, dan waktu pelaksanaan.

Kunci Keberhasilan Okulasi

Tidak semua okulasi langsung berhasil, terutama bagi pemula. Ada beberapa faktor krusial yang sangat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat keberhasilan:

  • Kondisi Tanaman (Rootstock & Scion): Keduanya harus dalam kondisi sehat, tidak sedang berbunga atau berbuah lebat (karena energi terpakai untuk itu), dan memiliki kambium yang aktif. Batang bawah sebaiknya sedang dalam masa pertumbuhan aktif sehingga kulitnya mudah dikupas.
  • Alat yang Steril dan Tajam: Pisau yang tumpul akan menghasilkan sayatan yang kasar dan merusak jaringan, sementara alat yang tidak steril bisa membawa penyakit.
  • Waktu yang Tepat: Okulasi paling baik dilakukan saat tanaman sedang dalam fase pertumbuhan aktif, biasanya di awal musim hujan atau saat cuaca tidak terlalu panas atau dingin ekstrem.
  • Teknik Penyambungan: Sayatan harus bersih, rapi, dan pas ukurannya. Kontak kambium antara entres dan batang bawah harus maksimal. Proses penempelan harus dilakukan dengan cepat untuk menghindari dehidrasi pada jaringan.
  • Pengikatan yang Sempurna: Ikatan harus rapat dan kedap udara/air untuk melindungi area sambungan dari kekeringan dan infeksi, namun tidak mencekik pertumbuhan.
  • Perawatan Setelah Okulasi: Menempatkan bibit di tempat teduh, menjaga kelembaban, dan melindungi dari gangguan fisik sangat penting hingga sambungan benar-benar menyatu dan tunas tumbuh.

Kegagalan umum biasanya karena kurangnya kontak kambium, entres atau batang bawah kurang sehat, sayatan tidak rapi, ikatan kurang rapat, atau serangan hama/penyakit.

Kelebihan dan Kekurangan Okulasi

Seperti metode perbanyakan lainnya, okulasi juga punya plus minusnya:

Kelebihan:
* Menghasilkan tanaman yang identik dengan sifat induk entres (termasuk kualitas buah/bunga).
* Tanaman lebih cepat berbuah/berbunga dibandingkan dari biji.
* Memungkinkan kombinasi sifat unggul dari dua individu (misal: akar kuat + buah enak).
* Bisa digunakan untuk mengatasi masalah perakaran pada varietas unggul.
* Dalam kasus tertentu, memungkinkan satu pohon memiliki banyak varietas buah sekaligus (multi-varietas grafting).

Kekurangan:
* Membutuhkan keterampilan dan ketelitian khusus. Tidak semua orang bisa melakukannya dengan berhasil di percobaan pertama.
* Tingkat keberhasilan bervariasi, tergantung pada jenis tanaman, teknik, dan faktor lingkungan.
* Biaya perbanyakan per bibit bisa lebih tinggi dibandingkan dari biji.
* Jika batang bawah tidak dipilih dengan tepat, bisa muncul tunas-tunas liar dari batang bawah (disebut sucker) yang harus rutin dibuang agar tidak mengganggu pertumbuhan entres.
* Ada risiko ketidakcocokan jangka panjang antara entres dan batang bawah pada beberapa kombinasi.

Meskipun ada kekurangannya, kelebihan okulasi dalam mempertahankan dan menggabungkan sifat unggul menjadikan teknik ini sangat vital dalam pengembangan varietas tanaman, terutama tanaman buah dan hias.

Contoh Tanaman yang Sering Diobulasi

Banyak sekali jenis tanaman yang berhasil diperbanyak dengan okulasi, terutama yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sulit diperbanyak dengan stek atau biji menghasilkan sifat yang sama.

Beberapa contoh paling populer:
* Tanaman Buah: Mangga, Jeruk, Rambutan, Durian, Apel, Anggur, Alpukat, Jambu Air, Sawo, dan banyak lagi. Okulasi pada tanaman buah bertujuan utama untuk mendapatkan sifat buah yang unggul dan mempercepat masa panen.
* Tanaman Hias: Mawar (sering menggunakan batang bawah mawar liar yang kuat akarnya), Bougenville (untuk menggabungkan warna-warna berbeda dalam satu pohon atau menggunakan batang bawah yang tahan penyakit), Kamboja.
* Tanaman Perkebunan: Karet (untuk mendapatkan lateks berkualitas tinggi), Kakao (untuk ketahanan penyakit dan produktivitas), Kopi.

Tanaman mangga hasil okulasi

Okulasi memungkinkan petani dan penghobi untuk menanam varietas-varietas unggul yang mungkin sulit tumbuh dari biji atau stek, serta mendapatkan hasil panen lebih cepat.

Tips Jitu untuk Pemula yang Mau Coba Okulasi

Tertarik mencoba sendiri di rumah? Okulasi memang butuh latihan, tapi bukan tidak mungkin kok. Ini dia beberapa tips untuk pemula:

  1. Mulai dari yang Mudah: Jangan langsung coba pada tanaman yang sulit. Mulailah dengan tanaman yang tingkat keberhasilan okulasi cukup tinggi dan mudah ditemukan, seperti jeruk atau mangga.
  2. Latihan Menyayat: Sebelum mencoba pada batang bawah yang asli, latihlah teknik menyayat pada ranting biasa terlebih dahulu sampai sayatanmu rapi, bersih, dan konsisten. Ingat, ketajaman pisau itu kunci!
  3. Gunakan Bahan Berkualitas: Pilih batang bawah dan entres yang benar-benar sehat, segar, dan berasal dari indukan yang jelas sifatnya. Bahan yang loyo atau sakit akan sangat menurunkan peluang keberhasilan.
  4. Perhatikan Kebersihan: Sterilkan pisaumu sebelum dan saat digunakan, serta pastikan area kerja bersih.
  5. Jangan Takut Gagal: Gagal itu biasa di awal. Setiap kegagalan adalah pelajaran. Coba lagi, identifikasi kira-kira di mana letak kesalahannya, dan perbaiki di percobaan berikutnya.
  6. Pelajari Berbagai Teknik: Cari tahu teknik mana yang paling cocok untuk tanaman yang ingin kamu okulasi. Tonton video tutorial, baca panduan yang lebih detail per jenis tanaman.
  7. Belajar dari yang Berpengalaman: Kalau ada teman, tetangga, atau petani yang jago okulasi, jangan ragu bertanya atau bahkan ikut melihat langsung bagaimana mereka melakukannya.

Okulasi adalah seni dan ilmu. Dibutuhkan kesabaran dan latihan untuk menguasainya, tetapi kepuasan saat melihat tunas entres yang kamu tempel berhasil tumbuh sungguh luar biasa!


Bagaimana? Sekarang sudah lebih jelas kan apa itu okulasi dan kenapa teknik ini sangat bermanfaat dalam dunia tanaman?

Pernahkah kamu mencoba okulasi sendiri? Atau punya pengalaman menarik terkait bibit hasil okulasi? Yuk, share pengalamanmu di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar