Tendangan Penalti Itu Apa? Pahami Aturan Dasar dalam Sepak Bola.
Pernahkah Anda menonton pertandingan sepak bola yang tegang, di mana skor masih imbang di menit-menit akhir atau dalam babak gugur sebuah turnamen? Seringkali, nasib tim ditentukan oleh satu momen krusial yang bisa bikin jantung berdebar kencang: tendangan penalti. Ya, situasi ini adalah salah satu momen paling dramatis dan penuh tekanan dalam dunia sepak bola. Tapi sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan tendangan penalti itu?
Secara sederhana, tendangan penalti adalah sebuah hukuman yang diberikan kepada tim yang dilanggar, berupa kesempatan menendang bola langsung ke gawang lawan dari jarak yang sangat dekat. Jaraknya adalah 12 yard atau sekitar 11 meter dari garis gawang. Dalam eksekusinya, hanya ada satu pemain bertahan dari tim lawan yang boleh menjaga gawang, yaitu kiper. Semua pemain lain, baik dari tim yang menendang maupun tim yang bertahan, harus berada di luar area penalti dan di belakang garis busur area penalti (disebut D-area atau penalty arc) saat tendangan dilakukan.
Tendangan penalti ini dianggap sebagai hukuman terberat dalam sepak bola karena peluang golnya yang sangat tinggi. Berhadapan satu lawan satu dengan kiper dari jarak 11 meter tanpa ada pemain bertahan lain di antara bola dan gawang adalah keuntungan besar bagi penendang. Situasi ini seringkali menjadi titik balik dalam sebuah pertandingan, mengubah jalannya permainan atau bahkan menentukan pemenang.
Mengapa Tendangan Penalti Diberikan?¶
Tendangan penalti bukan sembarang hadiah. Hukuman ini hanya diberikan ketika terjadi pelanggaran tertentu yang dilakukan oleh pemain bertahan di dalam area penalti timnya sendiri. Aturan ini ditetapkan untuk memastikan bahwa tim penyerang tidak kehilangan peluang gol yang jelas akibat kecurangan atau pelanggaran lawan di momen-momen krusial di dekat gawang.
Pelanggaran di Kotak Penalti¶
Menurut Hukum Pertandingan (Laws of the Game) yang dikeluarkan oleh FIFA dan IFAB (International Football Association Board), tendangan bebas langsung (direct free kick) yang seharusnya diberikan di luar area penalti, akan berubah menjadi tendangan penalti jika pelanggaran tersebut terjadi di dalam area penalti tim yang melakukan pelanggaran. Area penalti adalah area persegi panjang yang ditandai di kedua ujung lapangan, berukuran 16,5 meter (18 yard) dari garis gawang ke depan dan 16,5 meter (18 yard) dari tiang gawang ke samping.
Jenis-jenis Pelanggaran yang Berujung Penalti¶
Pelanggaran yang bisa berujung pada penalti umumnya adalah pelanggaran yang dikenai sanksi tendangan bebas langsung jika terjadi di luar kotak penalti. Beberapa contoh paling umum meliputi:
- Menjatuhkan lawan (Tripping): Sengaja membuat lawan tersandung atau jatuh.
- Mendorong lawan (Pushing): Menggunakan tangan atau badan untuk mendorong lawan secara ilegal.
- Menahan lawan (Holding): Menarik atau menahan lawan agar tidak bergerak bebas.
- Tekel keras (Charging): Menerjang lawan dengan bahu atau badan secara berlebihan atau dari belakang.
- Menyentuh bola dengan tangan (Handball): Ini adalah salah satu pelanggaran yang paling sering diperdebatkan. Handball terjadi ketika pemain (selain kiper di areanya sendiri) secara sengaja menyentuh bola dengan tangan atau lengan, atau posisi tangan/lengan membuat badannya menjadi “lebih besar” secara tidak wajar dan menghentikan laju bola. Interpretasi kesengajaan atau posisi tidak wajar ini yang seringkali memicu kontroversi.
- Melompat ke arah lawan (Jumping at an opponent): Melompat ke arah lawan dengan cara yang berbahaya atau ceroboh.
- Menendang atau mencoba menendang lawan (Kicking or attempting to kick): Baik berhasil mengenai lawan atau tidak, jika dianggap berbahaya atau ceroboh.
Penting untuk diingat, pelanggaran yang dihukum dengan tendangan bebas tidak langsung (indirect free kick) jika terjadi di luar area penalti, seperti offside (meskipun ini jarang terjadi di dalam kotak) atau menghalangi pergerakan kiper, tetap akan dihukum tendangan bebas tidak langsung meskipun terjadi di dalam area penalti. Penalti hanya untuk pelanggaran yang direct free kick. Keputusan akhir apakah sebuah pelanggaran layak diganjar penalti sepenuhnya berada di tangan wasit, seringkali dibantu oleh teknologi VAR (Video Assistant Referee) di pertandingan-pertandingan modern.
Bagaimana Tendangan Penalti Dilakukan?¶
Tendangan penalti memiliki prosedur eksekusi yang sangat spesifik dan ketat. Ini dirancang untuk memberikan keuntungan signifikan bagi penendang, namun tetap dengan batasan agar tidak terlalu mudah menjadi gol.
Persiapan¶
- Penempatan Bola: Bola harus ditempatkan tepat di atas titik penalti, yang terletak 11 meter (12 yard) di depan titik tengah garis gawang.
- Identifikasi Penendang: Wasit harus tahu siapa pemain yang akan mengambil tendangan penalti. Setelah pemain tersebut ditetapkan, tidak ada pemain lain yang boleh mengambil tendangan itu.
- Posisi Kiper: Kiper tim bertahan harus berdiri di garis gawangnya, menghadap penendang, di antara tiang gawang, sampai bola ditendang. Aturan modern memperbolehkan kiper untuk bergerak ke samping di sepanjang garis gawang, namun tidak boleh bergerak maju meninggalkan garis gawang sebelum bola ditendang. Pelanggaran ini seringkali dicek oleh VAR.
- Posisi Pemain Lain: Semua pemain lain (selain penendang dan kiper) harus berada:
- Di dalam lapangan.
- Di luar area penalti.
- Di belakang titik penalti.
- Di luar busur area penalti (penalty arc).
Eksekusi¶
- Isyarat Wasit: Tendangan penalti hanya boleh dilakukan setelah wasit memberikan isyarat (meniup peluit).
- Tendangan: Penendang harus menendang bola ke depan. Tendangan harus maju. Menendang bola ke belakang tidak diperbolehkan.
- Sentuhan Pertama: Penendang tidak boleh menyentuh bola lagi setelah tendangan pertama, sampai bola tersebut disentuh oleh pemain lain (baik itu kiper, pemain bertahan, atau bahkan rekan satu tim yang legal).
- Bola Dalam Permainan: Bola dianggap dalam permainan segera setelah ditendang dan bergerak ke depan.
- Gerakan Penendang: Penendang diizinkan melakukan tipuan (feint) saat melakukan ancang-ancang (run-up), namun tidak diizinkan melakukan tipuan setelah ancang-ancang selesai (yaitu, saat akan menendang bola). Melakukan tipuan ilegal setelah ancang-ancang selesai akan dihukum tendangan bebas tidak langsung untuk tim lawan dan kemungkinan kartu kuning untuk penendang.
Posisi Pemain Lain Saat Eksekusi¶
Ini adalah detail yang krusial dan sering menjadi sumber pelanggaran atau kontroversi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, semua pemain selain penendang dan kiper harus berada di luar area penalti dan busur area penalti sampai bola ditendang.
- Jika pemain bertahan masuk area penalti sebelum bola ditendang:
- Jika gol terjadi: Gol sah.
- Jika gol tidak terjadi (misalnya diselamatkan kiper atau meleset): Tendangan penalti harus diulang.
- Jika pemain penyerang (selain penendang) masuk area penalti sebelum bola ditendang:
- Jika gol terjadi: Gol tidak sah, tendangan bebas tidak langsung diberikan untuk tim bertahan dari titik pelanggaran (di dalam area penalti).
- Jika gol tidak terjadi: Permainan berlanjut, tidak ada pengulangan (kecuali jika pelanggaran kiper juga terjadi dan penalti harus diulang karena itu).
- Jika pemain dari kedua tim masuk area penalti sebelum bola ditendang:
- Tendangan penalti harus diulang, terlepas dari hasilnya.
Aturan-aturan ini, terutama yang terkait dengan posisi kiper dan pemain lain, semakin ketat diawasi dengan adanya VAR.
Peran Kiper dalam Tendangan Penalti¶
Bagi kiper, menghadapi tendangan penalti adalah salah satu tantangan terbesar. Mereka berhadapan langsung dengan penendang dari jarak dekat dengan peluang gol yang sangat tinggi. Ini adalah duel satu lawan satu yang sangat menguras mental.
Strategi Kiper¶
Kiper seringkali mencoba berbagai strategi untuk menggagalkan penalti:
- Menebak Arah: Mengandalkan insting, membaca gerakan tubuh penendang, atau bahkan menggunakan data statistik tentang kebiasaan penendang tertentu untuk menebak arah bola (kiri, kanan, atau tengah). Kebanyakan kiper memilih untuk melompat ke salah satu sudut sebelum penendang menendang bola sepenuhnya, karena reaksi setelah bola ditendang seringkali terlambat.
- Tetap di Tengah (Staying Central): Beberapa kiper memilih untuk tidak langsung menjatuhkan diri, menunggu momen terakhir untuk bereaksi. Ini bisa efektif jika penendang menendang bola tidak terlalu keras atau ke arah tengah, atau jika kiper yakin bisa membaca gerakan akhir penendang. Strategi ini dikenal sebagai waiting game.
- Membuat Diri Terlihat Besar: Dengan merentangkan tangan dan kaki, kiper berusaha menutupi area gawang sebanyak mungkin dan memberikan tekanan visual pada penendang.
- Perang Urat Saraf: Menggunakan bahasa tubuh, berbicara kepada penendang (secara legal), atau melakukan gerakan kecil di garis gawang untuk mengalihkan konsentrasi penendang.
Gerakan Kiper Saat Eksekusi¶
Aturan terbaru mengizinkan kiper memiliki satu kaki di garis gawang atau di belakang garis gawang saat bola ditendang. Kiper tidak boleh bergerak maju meninggalkan garis gawang sebelum bola ditendang. Jika kiper melanggar aturan ini dan penalti tidak menghasilkan gol (diselamatkan, membentur tiang/mistar, meleset), maka tendangan penalti harus diulang. Namun, jika kiper melanggar dan penalti menghasilkan gol, maka gol tersebut sah dan pelanggaran kiper diabaikan. VAR sangat membantu wasit dalam mendeteksi pelanggaran kiper ini.
Situasi Lain Terkait Penalti¶
Selain penalti yang diberikan selama pertandingan normal, ada beberapa skenario lain di mana tendangan penalti memegang peranan penting.
Penalti Gagal¶
Jika tendangan penalti tidak menghasilkan gol (diselamatkan kiper, membentur tiang atau mistar, atau meleset dari sasaran), permainan akan berlanjut seperti biasa. Tim penendang atau tim bertahan bisa memperebutkan bola pantulan kecuali jika bola langsung keluar lapangan setelah membentur tiang/mistar atau diselamatkan kiper tanpa replayable action kembali ke lapangan (misalnya langsung keluar). Penting dicatat, jika bola membentur tiang atau mistar dan kemudian kembali ke lapangan, penendang awal tidak boleh menyentuh bola itu lagi sebelum disentuh oleh pemain lain. Jika ia menyentuhnya, tim lawan akan mendapat tendangan bebas tidak langsung.
Tendangan Penalti dalam Adu Penalti (Babak Adu Penalti)¶
Adu penalti adalah mekanisme untuk menentukan pemenang dalam pertandingan yang harus berakhir dengan satu tim unggul, seperti di babak gugur turnamen, ketika skor masih imbang setelah perpanjangan waktu. Prosedur adu penalti berbeda dengan penalti dalam pertandingan normal:
- Jumlah Tendangan: Masing-masing tim akan mengambil lima tendangan penalti secara bergantian.
- Pemenang: Tim dengan jumlah gol terbanyak setelah lima tendangan dinyatakan sebagai pemenang.
- Sudden Death: Jika setelah lima tendangan skor masih imbang, adu penalti berlanjut ke “sudden death”. Tim mana pun yang mencetak gol saat tim lawan gagal mencetak gol di giliran yang sama akan langsung menjadi pemenang. Adu penalti berlanjut sampai ada pemenang.
- Aturan Khusus: Dalam adu penalti, tidak ada rebound yang diizinkan. Begitu bola ditendang, situasi tendangan penalti dianggap selesai. Jika bola diselamatkan kiper, membentur tiang/mistar, atau meleset, permainan tidak dilanjutkan dengan merebut bola pantulan.
VAR dan Penalti¶
Teknologi VAR (Video Assistant Referee) telah membawa perubahan signifikan dalam penentuan dan eksekusi tendangan penalti. VAR digunakan untuk:
- Memeriksa keputusan penalti: Wasit di ruang VAR dapat merekomendasikan peninjauan ulang (review) jika mereka mendeteksi adanya pelanggaran yang jelas di dalam kotak penalti yang mungkin luput dari pandangan wasit di lapangan, atau sebaliknya, jika wasit memberikan penalti yang nampak salah.
- Memeriksa pelanggaran saat eksekusi: VAR membantu wasit untuk memastikan kiper tetap berada di garis gawang, pemain lain tidak masuk area penalti terlalu cepat, dan penendang tidak melakukan tipuan ilegal atau menyentuh bola dua kali.
Kehadiran VAR membuat proses penalti menjadi lebih akurat dalam hal penegakan aturan, meskipun terkadang memicu perdebatan tentang kecepatan permainan dan interpretasi “yang jelas dan nyata” (clear and obvious error).
Fakta Menarik Seputar Penalti¶
Tendangan penalti telah melahirkan banyak momen ikonik dan statistik menarik dalam sejarah sepak bola:
- Asal Usul: Ide tendangan penalti pertama kali diusulkan pada tahun 1890 oleh William McCrum, penjaga gawang asal Irlandia. Aturan ini secara resmi dimasukkan ke dalam Laws of the Game pada tahun 1891. Awalnya, penalti bisa ditendang dari titik manapun di garis 12 yard. Titik penalti yang spesifik baru ditetapkan kemudian.
- Adu Penalti Pertama di Piala Dunia: Adu penalti pertama kali digunakan di Piala Dunia FIFA pada tahun 1982 di Spanyol, dalam pertandingan semifinal antara Jerman Barat dan Prancis. Jerman Barat menang 5-4 setelah imbang 3-3.
- Eksekutor Legendaris: Beberapa pemain dikenal memiliki rekor penalti yang luar biasa. Matt Le Tissier (Inggris) dikenal sebagai salah satu yang terbaik, konon hanya gagal sekali dari 48 penalti sepanjang karirnya. Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi juga memiliki statistik penalti yang sangat baik, meskipun mereka juga pernah merasakan kegagalan di momen penting.
- Kiper Spesialis Penalti: Ada juga kiper yang memiliki reputasi bagus dalam menggagalkan penalti, seperti Oliver Kahn (Jerman), Iker Casillas (Spanyol), dan Gianluigi Buffon (Italia). Kemampuan membaca penendang dan reaksi cepat adalah kunci.
- Tendangan Panenka: Salah satu gaya tendangan penalti yang paling ikonik dan berani adalah “Panenka”, yang diambil dari nama AntonÃn Panenka, pemain Cekoslowakia yang mempopulerkan teknik ini. Tendangan ini dilakukan dengan mencungkil bola pelan ke tengah gawang, berharap kiper sudah terlanjur menjatuhkan diri ke samping. Teknik ini sangat berisiko namun sangat memuaskan jika berhasil.
Tips untuk Penendang dan Kiper¶
Menghadapi penalti adalah ujian mental yang berat. Berikut beberapa tips umum (meskipun tentu saja eksekusi di lapangan jauh lebih sulit!):
Tips untuk Penendang¶
- Tentukan Pilihan dan Tetap pada Pilihan Itu: Pilih sudut atau teknik menendang sebelum melakukan ancang-ancang, dan usahakan untuk tidak mengubah pikiran di detik-detik terakhir.
- Fokus dan Abaikan Gangguan: Lapangan mungkin riuh, kiper mungkin mencoba mengintimidasi. Tetap fokus pada bola dan target Anda.
- Latih Teknik: Latihan adalah kunci. Baik itu tendangan keras terarah ke sudut atau teknik ala Panenka, kuasai teknik Anda.
- Jangan Terburu-buru: Ikuti ritme Anda. Ambil napas dalam-dalam, tunggu peluit wasit, lakukan ancang-ancang yang nyaman.
Tips untuk Kiper¶
- Pelajari Penendang Lawan: Jika memungkinkan, pelajari kebiasaan penendang lawan (arah favorit, gaya ancang-ancang) sebelum pertandingan.
- Tetap Tenang: Jangan panik. Percayai insting Anda atau data yang Anda miliki.
- Reaksi Terakhir: Beberapa kiper mencoba menahan gerakan sejauh mungkin, menunggu penendang melakukan sentuhan akhir pada bola sebelum memutuskan arah lompatan. Ini sulit, tetapi bisa efektif.
- Buat Diri Terlihat Besar: Manfaatkan postur tubuh Anda untuk menutupi gawang sebanyak mungkin dan memberikan tekanan mental pada penendang.
Kontroversi dan Momen Legendaris¶
Sepanjang sejarah sepak bola, tendangan penalti telah menjadi sumber kontroversi yang tak terhitung jumlahnya. Keputusan wasit yang kontroversial di dalam atau di sekitar area penalti seringkali mengubah hasil pertandingan besar. Handball yang tidak sengaja namun dihukum, diving (pura-pura jatuh) untuk mendapatkan penalti, atau pelanggaran kiper/penendang yang luput dari pengawasan wasit (sebelum era VAR) adalah contoh-contohnya.
Namun, di sisi lain, penalti juga menciptakan momen-momen legendaris. Gol penalti di detik akhir yang memenangkan pertandingan, penyelamatan gemilang oleh kiper dalam adu penalti di final turnamen, atau eksekusi “dingin” dari pemain di bawah tekanan besar. Siapa yang bisa melupakan penyelamatan penalti oleh kiper Gordon Banks terhadap tendangan legendaris Pele di Piala Dunia 1970? Atau adu penalti di final Piala Dunia 2006 di mana Zinedine Zidane mencetak gol Panenka yang berani sebelum kemudian diwarnai kartu merah dan Italia akhirnya juara melalui adu penalti? Momen-momen ini melekat kuat dalam ingatan para penggemar sepak bola.
Tendangan penalti, dengan segala aturan ketat, drama, dan tensi yang menyertainya, adalah salah satu elemen paling menarik dalam sepak bola. Ia adalah ujian keterampilan, mental, dan terkadang, keberuntungan. Memahami apa itu tendangan penalti, mengapa diberikan, dan bagaimana aturannya dijalankan akan membuat pengalaman menonton pertandingan sepak bola Anda menjadi lebih kaya dan mendebarkan.
Bagaimana, apakah penjelasan ini membuat Anda lebih paham? Atau mungkin Anda punya momen tendangan penalti favorit yang paling membekas? Bagikan pengalaman dan pendapat Anda di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar