Apa Sih Ovipar Itu? Yuk Kenali Hewan yang Bertelur

Table of Contents

Pernah lihat ayam mengerami telurnya di sarang? Atau mungkin menyaksikan anak penyu keluar dari pasir dan berlari ke laut? Nah, hewan-hewan itu adalah contoh klasik dari hewan yang berkembang biak secara ovipar. Secara sederhana, ovipar adalah cara hewan bereproduksi dengan cara bertelur.

Asal kata “ovipar” itu sendiri datang dari bahasa Latin, yaitu ovum yang artinya ‘telur’ dan parere yang artinya ‘melahirkan’. Jadi, secara harfiah bisa diartikan sebagai ‘melahirkan’ dalam bentuk telur. Cara ini sangat umum di dunia hewan dan digunakan oleh berbagai macam spesies, dari serangga kecil sampai reptil besar.

Ciri-Ciri Khas Hewan Ovipar

Hewan yang berkembang biak dengan bertelur punya beberapa ciri fisik dan perilaku yang membedakan mereka dari hewan yang melahirkan. Pertama, mereka biasanya tidak memiliki kelenjar susu, karena induk tidak menyusui anaknya setelah menetas. Anak yang baru menetas biasanya langsung mencari makan sendiri atau diberi makan oleh induk tanpa proses menyusui.

Selain itu, hewan ovipar juga tidak memiliki rahim (uterus) seperti pada hewan mamalia yang melahirkan. Perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk, yaitu di dalam telur. Telur ini dibungkus oleh cangkang atau lapisan pelindung lainnya yang keras atau lunak, tergantung jenis hewannya.

Biasanya, hewan ovipar akan mengeluarkan telurnya dan meletakkannya di tempat yang aman, seperti di dalam sarang, di tanah, di air, atau bahkan menempel di daun. Beberapa jenis hewan ovipar menunjukkan perilaku pengeraman, yaitu menjaga suhu dan kelembaban telur agar embrio di dalamnya bisa berkembang dengan baik. Perilaku ini umum ditemukan pada burung dan beberapa jenis reptil.

ciri ciri hewan ovipar

Beragam Contoh Hewan Ovipar di Sekitar Kita

Daftar hewan ovipar ini panjang banget, lho. Mungkin kamu sudah sering melihat beberapa di antaranya dalam kehidupan sehari-hari.

Burung adalah kelompok hewan ovipar yang paling kita kenal. Ayam, bebek, merpati, elang, penguin, burung unta, semuanya bertelur. Mereka biasanya membangun sarang untuk meletakkan telurnya dan mengeraminya sampai menetas. Ukuran dan jumlah telurnya bervariasi, tergantung jenis burungnya.

Reptil juga mayoritas adalah hewan ovipar. Ular, kadal, kura-kura, penyu, dan buaya adalah contoh reptil yang bertelur. Telur reptil biasanya bercangkang lunak dan lentur, meskipun ada juga yang cangkangnya keras seperti telur burung (contohnya kura-kura darat). Kebanyakan reptil tidak mengerami telurnya, tapi menguburnya di pasir atau tanah untuk mendapatkan suhu yang stabil.

contoh hewan ovipar reptil

Amfibi, seperti katak dan salamander, juga berkembang biak secara ovipar. Mereka biasanya meletakkan telurnya di air atau tempat yang lembab. Telur amfibi tidak bercangkang keras, melainkan berupa gumpalan atau untaian jelly yang transparan. Setelah menetas, larvanya (berudu) hidup di air dan mengalami metamorfosis menjadi hewan dewasa.

Ikan sebagian besar juga ovipar. Ikan betina melepaskan telur ke air, dan ikan jantan melepaskan sperma untuk membuahinya di luar tubuh. Jumlah telur ikan bisa sangat banyak, mencapai ribuan atau bahkan jutaan dalam sekali bertelur, tergantung jenis ikannya. Setelah dibuahi, telur akan mengapung atau menempel di dasar air, lalu menetas menjadi larva ikan.

contoh hewan ovipar ikan

Terakhir, sebagian besar Serangga juga ovipar. Kupu-kupu, semut, lebah, belalang, nyamuk, semuanya bertelur. Ukuran telur serangga biasanya sangat kecil dan diletakkan di berbagai tempat, seperti di daun, di tanah, di dalam kayu, atau bahkan di tubuh hewan lain. Telur ini kemudian menetas menjadi larva atau nimfa, tergantung jenis serangganya.

Yang menarik, ada juga Mamalia yang bertelur! Kelompok ini sangat langka dan hanya ada dua jenis di dunia, yaitu Platipus dan Echidna. Mereka masuk dalam ordo Monotremata. Meski bertelur, mereka tetap dianggap mamalia karena punya kelenjar susu (meski tidak punya puting, susu dikeluarkan lewat pori-pori di kulit) dan berdarah panas. Ini bukti bahwa alam itu penuh kejutan!

Proses Perkembangbiakan Ovipar: Dari Pembuahan Sampai Menetas

Proses hewan ovipar bereproduksi cukup menarik untuk dibahas. Tahap awalnya adalah fertilisasi atau pembuahan, yaitu penyatuan sel sperma jantan dengan sel telur betina. Fertilisasi ini bisa terjadi dengan dua cara:

  1. Fertilisasi Internal: Pembuahan terjadi di dalam tubuh induk betina. Hewan jantan memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina. Ini umum terjadi pada burung, reptil, dan sebagian kecil jenis ikan (misalnya ikan hiu dan pari).
  2. Fertilisasi Eksternal: Pembuahan terjadi di luar tubuh induk betina, biasanya di lingkungan air. Hewan betina melepaskan sel telur (yang sering disebut roe pada ikan atau telur pada amfibi) ke air, lalu hewan jantan melepaskan sperma (milt pada ikan) di dekatnya untuk membuahinya. Cara ini umum pada kebanyakan ikan dan amfibi.

Setelah dibuahi (atau sebelum dibuahi pada beberapa kasus fertilisasi eksternal), sel telur yang sudah berkembang menjadi embrio awal akan dilapisi dengan berbagai lapisan pelindung dan nutrisi, membentuk yang kita kenal sebagai telur.

Struktur Telur Ovipar (khususnya pada burung dan reptil yang memiliki cangkang keras atau lunak) itu kompleks, lho. Ada beberapa bagian penting:

  • Cangkang: Lapisan terluar yang melindungi isi telur dari benturan fisik dan kuman. Pada burung, cangkangnya keras dan terbuat dari kalsium karbonat. Pada reptil, biasanya lebih lunak dan lentur. Cangkang punya pori-pori kecil untuk pertukaran gas (oksigen masuk, karbon dioksida keluar).
  • Membran Cangkang: Dua lapisan tipis yang ada di bagian dalam cangkang. Berfungsi sebagai lapisan pelindung tambahan.
  • Putih Telur (Albumin): Cairan bening yang kaya protein (terutama albumin) dan air. Fungsinya melindungi embrio dari guncangan dan menyediakan air serta protein.
  • Kuning Telur (Yolk): Bagian yang paling kaya nutrisi. Mengandung lemak, vitamin, dan mineral yang menjadi sumber makanan utama bagi embrio yang sedang berkembang. Embrio itu sendiri tumbuh di permukaan kuning telur.
  • Kalaza: Struktur seperti tali yang menahan kuning telur tetap berada di tengah telur. Terbuat dari albumin yang menggumpal.
  • Kantong Udara (Air Sac): Ruangan berisi udara yang terbentuk di ujung tumpul telur, di antara dua membran cangkang. Kantong udara ini membesar seiring waktu dan menyediakan udara bagi anak hewan saat mulai bernapas sebelum menetas.

struktur telur ayam

Setelah telur terbentuk, induk betina akan melakukan peletakan telur. Jumlah telur yang dikeluarkan bervariasi, bisa hanya satu atau dua (seperti pada burung unta atau beberapa jenis reptil besar) hingga ribuan bahkan jutaan (seperti pada ikan atau serangga). Tempat meletakkan telur juga dipilih dengan hati-hati untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.

Tahap selanjutnya adalah pengeraman atau inkubasi. Proses ini memastikan suhu dan kelembaban yang pas untuk perkembangan embrio di dalam telur. Pada burung, pengeraman dilakukan dengan induk (atau kedua induk) duduk di atas telur. Panas tubuh induk yang konstan menjaga suhu telur. Beberapa reptil, seperti buaya, juga mengerami telurnya secara aktif dengan menjaga tumpukan sarang. Reptil lain mengandalkan panas matahari atau panas dari pembusukan vegetasi. Inkubasi juga bisa dilakukan secara buatan menggunakan inkubator, seperti pada peternakan ayam.

Selama masa inkubasi, embrio di dalam telur terus tumbuh dan berkembang, menyerap nutrisi dari kuning telur dan putih telur. Setelah perkembangan sempurna, anak hewan akan memecahkan cangkang telur dan keluar, proses ini disebut menetas. Alat yang digunakan untuk memecahkan cangkang disebut “gigi telur” (egg tooth) pada burung dan reptil, atau alat lain yang sesuai pada hewan lain.

Kelebihan dan Kekurangan Bereproduksi Secara Ovipar

Setiap cara reproduksi pasti punya sisi positif dan negatif, begitu juga dengan ovipar.

Kelebihan Reproduksi Ovipar:

  • Induk Lebih Ringan: Karena embrio berkembang di luar tubuh, induk betina tidak perlu membawa beban berat kehamilan dalam waktu lama. Ini memungkinkan induk untuk bergerak lebih bebas, mencari makan, atau menghindari predator.
  • Potensi Jumlah Keturunan Banyak: Banyak hewan ovipar bisa menghasilkan telur dalam jumlah sangat besar dalam sekali siklus reproduksi. Ini meningkatkan peluang ada sebagian keturunan yang selamat dan mencapai usia dewasa, meskipun banyak juga yang mati akibat predator atau lingkungan.
  • Telur Bisa Diletakkan di Lokasi Aman: Induk bisa memilih tempat yang dianggap paling aman untuk menyimpan telur, seperti di dalam sarang yang tersembunyi, di liang, atau di tempat yang sulit dijangkau predator besar.

Kekurangan Reproduksi Ovipar:

  • Telur Rentan Predator dan Lingkungan: Telur yang ditinggalkan (atau bahkan yang dijaga) sangat rentan dimakan oleh predator atau rusak akibat perubahan suhu ekstrem, banjir, kekeringan, atau kondisi lingkungan buruk lainnya.
  • Butuh Energi untuk Membuat Telur: Memproduksi telur, terutama telur yang besar dan kaya nutrisi, membutuhkan banyak energi dan sumber daya dari tubuh induk.
  • Sedikit atau Tanpa Perlindungan Setelah Menetas: Pada banyak spesies ovipar, anak yang baru menetas langsung hidup mandiri. Mereka harus mencari makan dan melindungi diri sendiri dari predator tanpa bantuan langsung dari induk (kecuali pada burung yang memberi makan anaknya). Ini berbeda dengan hewan vivipar yang mendapat perlindungan dan nutrisi dari induk setelah lahir.

Perbandingan dengan Metode Reproduksi Lain: Vivipar dan Ovovivipar

Selain ovipar, ada dua cara reproduksi utama lainnya pada hewan vertebrata:

Vivipar: Ini adalah cara melahirkan anak yang berkembang di dalam tubuh induk. Embrio mendapat nutrisi langsung dari induk melalui plasenta. Contoh paling umum adalah mamalia (seperti manusia, kucing, anjing, sapi, dll.).

Ovovivipar: Ini adalah kombinasi keduanya. Hewan ovovivipar menghasilkan telur, tetapi telur tersebut tidak dikeluarkan dari tubuh induk, melainkan diinkubasi di dalam tubuh induk sampai menetas. Embrio di dalam telur mendapat nutrisi dari kuning telur, bukan dari induk secara langsung melalui plasenta. Anak akan menetas di dalam tubuh induk atau segera setelah telur dikeluarkan. Contoh hewan ovovivipar termasuk beberapa jenis ular (misalnya ular boa dan anakonda), kadal, dan ikan (misalnya beberapa jenis hiu dan ikan guppy).

Mari kita lihat perbandingannya dalam tabel ringkas:

Ciri Ovipar Vivipar Ovovivipar
Telur Dikeluarkan dari tubuh induk Tidak ada (embrio langsung) Ada, disimpan di dalam tubuh induk
Perkembangan Embrio Di luar tubuh induk (di dalam telur) Di dalam rahim induk Di dalam telur, tapi di dalam tubuh induk
Sumber Nutrisi Embrio Kuning telur (yolk) Induk (melalui plasenta) Kuning telur (yolk)
Kelahiran Menetas dari telur Melahirkan individu hidup Menetas dari telur (di dalam atau segera setelah keluar)
Perlindungan Induk setelah Lahir Sedikit atau tidak ada Ada (menyusui, mengasuh) Bervariasi, biasanya kurang dari vivipar murni
Contoh Burung, Reptil (kebanyakan), Amfibi, Ikan (kebanyakan), Serangga, Monotremata Mamalia (kebanyakan) Beberapa jenis Ular, Kadal, Hiu, Ikan Guppy

Memahami ketiga cara reproduksi ini membantu kita melihat betapa beragamnya strategi kehidupan di Bumi.

Fakta Menarik Seputar Hewan Ovipar dan Telurnya

Dunia hewan ovipar itu penuh fakta unik yang bisa bikin kita takjub.

Tahukah kamu, telur terbesar di dunia dihasilkan oleh burung unta? Berat satu telurnya bisa mencapai 1,4 kilogram dan ukurannya sebesar bola voli! Cangkangnya sangat keras dan tebal.

Ada juga beberapa hewan ovipar yang punya peran terbalik dalam mengasuh telur. Misalnya, pada seakuda (kuda laut), justru jantan yang punya kantong untuk menyimpan dan mengerami telur yang diletakkan oleh betina. Setelah menetas, anak seakuda kecil keluar dari kantong jantan!

Beberapa jenis reptil, seperti buaya dan beberapa jenis kura-kura, punya fenomena yang disebut penentuan jenis kelamin tergantung suhu (Temperature-Dependent Sex Determination - TSD). Artinya, jenis kelamin anak yang menetas tidak ditentukan oleh kromosom, melainkan oleh suhu inkubasi telur. Suhu yang lebih hangat mungkin menghasilkan betina, sementara suhu yang lebih dingin menghasilkan jantan (atau sebaliknya, tergantung spesiesnya). Ini cara keren alam mengatur rasio jenis kelamin.

Telur serangga memang sangat kecil, tapi bentuk dan cara peletakannya bisa sangat beragam. Ada yang diletakkan satu per satu, ada yang berkelompok, ada yang diselimuti lapisan pelindung, bahkan ada yang diletakkan di tempat yang sangat strategis untuk kelangsungan hidup larva.

Dan jangan lupakan lagi keunikan mamalia bertelur yaitu Platipus dan Echidna. Platipus betina bertelur satu hingga tiga butir di dalam liang, lalu mengeraminya dengan melingkarkan tubuhnya. Setelah menetas, anak platipus yang kecil dan lemah akan menjilati susu yang keluar dari pori-pori di perut induknya. Echidna juga bertelur satu butir yang kemudian dimasukkan ke dalam kantong (marsupium) di perut induknya untuk diinkubasi.

Perilaku bertelur pada beberapa spesies juga sangat mengagumkan. Penyu betina akan berenang ratusan atau ribuan kilometer ke pantai tempat ia menetas hanya untuk bertelur. Ia menggali lubang di pasir, meletakkan telurnya, menutupinya, lalu kembali ke laut, meninggalkan telurnya untuk menetas sendiri. Ikan salmon melakukan migrasi besar-besaran ke hulu sungai melawan arus hanya untuk bertelur di perairan tawar tempat mereka dilahirkan.

Tips Singkat Merawat Telur Hewan Peliharaan (Contoh Burung)

Kalau kamu kebetulan memelihara burung atau reptil yang bertelur, penting untuk tahu cara merawat telurnya dengan benar jika ingin berhasil menetas.

Pertama, pastikan sarangnya aman dan nyaman. Sediakan bahan sarang yang sesuai dengan jenis hewannya. Kedua, jangan terlalu sering mengganggu telur. Gangguan berlebihan bisa membuat induk stres dan meninggalkan sarang, atau bahkan merusak telur. Ketiga, jaga kebersihan lingkungan sekitar sarang untuk menghindari infeksi.

Jika induk mengerami, pastikan induk mendapat nutrisi yang cukup. Pakan yang baik akan membantu induk tetap sehat saat mengerami. Jika menggunakan inkubator buatan, perhatikan suhu dan kelembaban secara ketat sesuai panduan untuk spesies tersebut. Suhu dan kelembaban yang salah bisa menggagalkan proses penetasan. Mengerti kebutuhan spesifik hewan peliharaanmu sangat penting.

telur burung dalam sarang

Proses ovipar ini adalah salah satu keajaiban alam yang memungkinkan kelangsungan hidup banyak spesies di planet ini. Dari cangkang telur yang kuat hingga perilaku pengeraman yang telaten, setiap detailnya adalah bukti adaptasi luar biasa.

Itulah penjelasan lengkap tentang apa yang dimaksud dengan ovipar dan segala hal menarik di baliknya. Semoga artikel ini menambah pengetahuanmu tentang dunia hewan!

Gimana, ada hewan ovipar favoritmu? Atau mungkin punya pengalaman seru melihat hewan bertelur? Yuk, sharing ceritamu di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar