Panduan Lengkap Memahami Apa Itu Gerak Pasif
Secara sederhana, gerak pasif adalah pergerakan suatu objek atau bagian tubuh yang terjadi tanpa adanya usaha atau kontraksi otot yang disengaja dari objek atau individu itu sendiri. Gerakan ini sepenuhnya dihasilkan oleh kekuatan eksternal. Kekuatan eksternal ini bisa berasal dari orang lain, alat bantu, atau bahkan gaya alam seperti gravitasi, angin, atau air.
Bayangkan saja, ketika Anda mengangkat tangan Anda sendiri, itu disebut gerak aktif karena otot-otot di lengan Anda yang bekerja. Tapi, ketika seseorang mengangkat tangan Anda untuk Anda, sementara lengan Anda rileks, itulah yang disebut gerak pasif. Tidak ada energi dari dalam diri Anda yang dikeluarkan untuk melakukan gerakan tersebut.
Memahami Gerak Pasif Lebih Dalam¶
Untuk benar-benar paham, kita perlu membedakannya dari saudaranya: gerak aktif. Gerak pasif adalah kebalikan dari gerak aktif. Dalam gerak aktif, subjek atau individu adalah “aktor” utamanya yang menggunakan ototnya untuk bergerak. Sementara dalam gerak pasif, subjek adalah “penerima” gerakan.
Definisi Singkat Gerak Pasif¶
Gerak pasif merujuk pada pergerakan yang diberikan atau dipaksakan pada suatu sistem (baik itu sendi tubuh, benda fisik, atau lainnya) oleh agen atau gaya dari luar. Tidak ada aktivitas neuromuskular yang disengaja dari sistem yang digerakkan tersebut untuk melakukan gerakan spesifik itu. Tujuannya seringkali untuk menjaga kelenturan atau memfasilitasi pergerakan tanpa menimbulkan kelelahan atau rasa sakit akibat kontraksi otot internal.
Gerakan ini sangat penting dalam berbagai konteks, terutama dalam dunia medis dan rehabilitasi. Namun, prinsip gerak pasif juga berlaku luas dalam fisika dan kejadian sehari-hari di sekitar kita. Memahami perbedaan antara gerak aktif dan pasif akan membantu kita mengenali fenomena ini dalam berbagai situasi.
Perbedaan dengan Gerak Aktif¶
Perbedaan paling mendasar terletak pada sumber tenaga penggeraknya. Gerak aktif berasal dari dalam diri, tepatnya dari kontraksi otot-otot yang diperintahkan oleh otak. Anda memilih untuk bergerak dan tubuh Anda melaksanakan perintah itu menggunakan energi yang dihasilkan otot.
Sebaliknya, gerak pasif sepenuhnya mengandalkan kekuatan dari luar. Anda tidak menggunakan otot Anda untuk melakukan gerakan spesifik itu. Otot-otot Anda mungkin rileks atau bahkan kaku, tapi gerakan tetap bisa terjadi karena ada dorongan atau tarikan dari pihak lain. Ini seperti boneka yang digerakkan oleh dalang atau mobil mainan yang didorong anak.
Berikut perbandingan singkat dalam tabel:
Fitur | Gerak Aktif | Gerak Pasif |
---|---|---|
Sumber Tenaga | Kontraksi otot internal yang disengaja | Kekuatan eksternal (orang lain, alat, gaya alam) |
Kontrol | Sepenuhnya di bawah kontrol subjek | Dikontrol oleh pihak eksternal atau gaya |
Tujuan Umum | Bergerak, berpindah, melakukan aktivitas | Menjaga rentang gerak, relaksasi, digerakkan |
Usaha Internal | Ada usaha dan energi dari subjek | Tidak ada usaha dari subjek untuk gerakan itu |
Contoh | Berjalan, mengangkat beban, menulis | Tangan digerakkan terapis, daun jatuh, perahu hanyut |
Perbedaan ini krusial dalam memahami aplikasi gerak pasif, khususnya dalam terapi dan pemulihan.
Kapan Gerak Pasif Terjadi?¶
Gerak pasif bisa kita temui dalam banyak skenario, baik yang berkaitan dengan tubuh manusia maupun benda mati di sekitar kita. Konteksnya bisa sangat bervariasi, mulai dari kondisi medis yang serius hingga fenomena alam yang biasa kita lihat. Memahami kapan gerak pasif terjadi membantu kita mengidentifikasi pentingnya fenomena ini.
Dalam Tubuh Manusia¶
Gerak pasif memiliki peran yang sangat penting dalam konteks kesehatan dan perawatan medis. Kondisi tertentu bisa membuat seseorang tidak mampu atau kesulitan untuk melakukan gerak aktif, sehingga gerak pasif menjadi solusi atau bagian dari terapi. Ini sering terjadi pada orang yang sedang dalam masa pemulihan atau memiliki keterbatasan fisik.
Otot dan Sendi¶
Ketika otot seseorang lemah, lumpuh, atau sedang dalam masa penyembuhan, mereka mungkin tidak bisa menggerakkan sendi mereka secara mandiri. Dalam kasus ini, seseorang (seperti terapis, perawat, atau anggota keluarga) perlu menggerakkan sendi dan anggota tubuh mereka. Gerakan pada sendi ini, tanpa partisipasi aktif dari otot-otot si pemilik tubuh, adalah contoh gerak pasif. Tujuannya adalah untuk menjaga sendi tetap lentur dan mencegah kekakuan.
Fisioterapi dan Rehabilitasi¶
Ini adalah bidang di mana gerak pasif sangat sering diterapkan. Pasien stroke, pasien pasca-operasi penggantian sendi, individu dengan cedera tulang belakang, atau pasien yang lama terbaring di tempat tidur sering kali menjalani sesi gerak pasif sebagai bagian dari program rehabilitasi mereka. Terapis akan menggerakkan lengan, kaki, bahu, atau sendi lainnya secara perlahan dan hati-hati. Ini membantu mempertahankan fleksibilitas dan rentang gerak sendi yang mungkin hilang jika sendi tidak pernah digerakkan sama sekali.
Teknik ini membutuhkan pengetahuan anatomi dan fisiologi yang baik, serta kehati-hatian agar tidak menimbulkan nyeri atau cedera tambahan pada pasien. Seringkali, fisioterapis akan melakukan gerak pasif sebagai langkah awal sebelum mencoba gerak aktif yang dibantu atau mandiri.
Pergerakan Janin¶
Meskipun janin dalam kandungan memiliki kemampuan untuk bergerak aktif (menendang, merubah posisi), sebagian pergerakannya juga bisa bersifat pasif. Gerakan ibu (saat berjalan, duduk, atau beraktivitas) secara pasif menggerakkan janin di dalam rahim. Perubahan posisi ibu atau tekanan eksternal pada perut juga bisa memicu pergerakan janin yang lebih bersifat pasif.
Dalam Kehidupan Sehari-hari (Fenomena Alam, Benda Mati)¶
Konsep gerak pasif tidak terbatas pada tubuh manusia. Ini adalah prinsip fundamental dalam fisika dan mekanika yang bisa kita amati di mana-mana. Setiap kali sebuah objek bergerak bukan karena energinya sendiri, melainkan karena didorong atau ditarik oleh sesuatu yang lain, itu adalah gerak pasif.
Objek yang Digerakkan¶
Ambil contoh sebuah kotak di lantai. Jika Anda mendorong kotak itu, kotak itu bergerak. Kotak itu tidak menggunakan “otot” atau sumber energinya sendiri untuk bergerak; ia bergerak karena Anda memberikannya gaya. Ini adalah gerak pasif. Sama halnya dengan menarik gerobak, mengangkat buku, atau melempar bola (bola bergerak setelah dilempar karena gaya dorong awal dari tangan).
Pengaruh Eksternal (Angin, Air, Gravitasi)¶
Fenomena alam seringkali melibatkan gerak pasif. Daun kering yang jatuh dari pohon bergerak secara pasif karena gaya gravitasi Bumi menariknya ke bawah. Perahu kertas yang hanyut di sungai bergerak pasif karena didorong oleh aliran air. Kincir angin berputar karena hembusan angin yang mengenainya. Bahkan benda-benda langit seperti planet yang mengelilingi matahari bergerak pasif relatif terhadap gaya gravitasi matahari yang dominan.
Dalam semua contoh ini, benda atau objek yang bergerak tidak menghasilkan tenaga sendiri untuk melakukan gerakan tersebut. Mereka adalah “korban” atau “penerima” dari gaya eksternal yang menyebabkan mereka berpindah posisi atau berubah orientasi.
Contoh Gerak Pasif¶
Melihat contoh konkret akan semakin memperjelas apa itu gerak pasif. Kita bisa membaginya menjadi dua kategori utama: contoh dalam konteks medis/terapi dan contoh dalam konteks fisika/alam.
Contoh Medis/Terapi¶
- Fisioterapis Menggerakkan Kaki Pasien: Seorang pasien stroke mengalami kelumpuhan sebagian. Fisioterapis memegang kaki pasien dan menggerakkan sendi pergelangan kaki, lutut, dan panggul melalui seluruh rentang gerak yang memungkinkan. Pasien tidak mengerahkan usaha apapun untuk gerakan tersebut. Ini adalah contoh gerak pasif penuh (full passive movement).
- Perawat Membalikkan Pasien: Pasien yang tidak sadarkan diri atau sangat lemah perlu dibalikkan posisi secara berkala di tempat tidur untuk mencegah luka tekan (dekubitus). Perawat menggunakan teknik khusus untuk memindahkan tubuh pasien. Tubuh pasien bergerak secara pasif karena digerakkan oleh perawat.
- Alat CPM (Continuous Passive Motion): Setelah operasi lutut atau bahu, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan alat CPM. Alat ini berupa mesin yang dipasang di sendi yang baru dioperasi. Mesin akan secara perlahan dan terus menerus menggerakkan sendi melalui rentang gerak tertentu tanpa pasien harus mengerahkan ototnya. Ini adalah contoh gerak pasif mekanis.
- Pemeriksaan Fisik: Saat dokter atau fisioterapis memeriksa rentang gerak sendi Anda, kadang mereka akan memegang anggota tubuh Anda dan menggerakkannya sementara Anda diminta rileks. Ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh sendi bisa bergerak tanpa partisipasi otot aktif Anda, yang disebut rentang gerak pasif.
Contoh Fisika/Alam¶
- Ayunan Berhenti Sendiri: Setelah Anda berhenti mendorong ayunan, ayunan akan terus bergerak maju mundur untuk beberapa saat sebelum akhirnya berhenti. Selama bergerak tanpa didorong lagi, gerakannya bersifat pasif, dipengaruhi oleh momentum, gaya tarik gravitasi, dan gesekan udara/sumbu.
- Mobil Diderek: Mobil yang mogok tidak bisa bergerak sendiri menggunakan mesinnya. Ketika mobil tersebut diderek oleh mobil derek, mobil yang mogok bergerak secara pasif karena ditarik oleh mobil derek.
- Balon Terbang Tertarik Angin: Balon udara yang sudah terbang dan melayang di udara tidak memiliki mesin penggerak. Arah dan kecepatannya sebagian besar ditentukan oleh arah dan kecepatan angin. Gerakan balon mengikuti angin adalah gerak pasif.
- Batu Jatuh dari Tebing: Batu yang lepas dari tebing dan jatuh ke bawah bergerak secara pasif murni karena gaya tarik gravitasi Bumi. Tidak ada energi dari dalam batu yang menyebabkannya jatuh.
Contoh-contoh ini menunjukkan betapa umum dan beragamnya fenomena gerak pasif di sekitar kita.
Fungsi dan Manfaat Gerak Pasif¶
Dalam konteks medis dan terapi, gerak pasif bukan hanya sekadar menggerakkan anggota tubuh. Ia memiliki fungsi dan manfaat yang krusial bagi pasien yang mengalami keterbatasan gerak aktif. Manfaat ini sangat penting untuk proses pemulihan dan menjaga kualitas hidup.
Mencegah Kekakuan (Kontraktur)¶
Ini adalah salah satu manfaat paling penting dari gerak pasif. Ketika sendi dan otot tidak digerakkan dalam waktu lama (misalnya karena lumpuh, koma, atau istirahat total), jaringan di sekitarnya bisa memendek dan mengencang, menyebabkan sendi menjadi kaku. Kondisi ini disebut kontraktur dan bisa permanen jika tidak ditangani. Gerak pasif yang rutin membantu meregangkan jaringan ini, menjaga fleksibilitas sendi, dan mencegah kekakuan yang membatasi gerakan di masa depan.
Meningkatkan Sirkulasi Darah¶
Meskipun tidak seefektif gerak aktif yang memompa darah lebih kuat, gerak pasif tetap bisa membantu meningkatkan aliran darah lokal di area yang digerakkan. Gerakan lembut pada sendi dan otot bisa membantu memijat pembuluh darah kecil, meningkatkan sirkulasi. Sirkulasi yang baik penting untuk membawa nutrisi ke jaringan dan membuang limbah metabolik, yang krusial untuk penyembuhan.
Mempertahankan Rentang Gerak Sendi¶
Setiap sendi memiliki rentang gerak normal (Range of Motion - ROM). Gerak pasif membantu mempertahankan ROM ini mendekati normal. Jika sendi tidak pernah digerakkan melalui seluruh rentang geraknya, kapsul sendi dan ligamen bisa memendek, mengurangi kemampuan sendi untuk bergerak. Dengan menggerakkan sendi secara pasif, kita menjaga agar sendi tetap “teringat” seberapa jauh ia seharusnya bisa bergerak.
Relaksasi Otot¶
Bagi pasien yang mengalami spasme (kekakuan otot yang tidak terkontrol) atau nyeri otot yang parah, gerak pasif yang lembut dan ritmis bisa membantu merelaksasi otot-otot tersebut. Peregangan pasif yang hati-hati bisa mengurangi ketegangan otot dan memberikan rasa nyaman. Ini seringkali menjadi langkah awal sebelum otot siap untuk mencoba gerak aktif.
Mencegah Pembengkakan (Edema)¶
Gerakan, bahkan yang pasif, bisa membantu memfasilitasi pergerakan cairan limfatik. Sistem limfatik membantu mengeringkan kelebihan cairan dari jaringan. Pada orang yang tidak banyak bergerak, cairan bisa menumpuk dan menyebabkan pembengkakan (edema), terutama di bagian bawah tubuh. Gerak pasif di area yang bengkak bisa membantu mengurangi penumpukan cairan ini.
Stimulasi Sensorik¶
Menggerakkan anggota tubuh seseorang secara pasif juga memberikan input sensorik ke otak. Otak menerima informasi tentang posisi anggota tubuh di ruang (propriosepsi) dan sensasi sentuhan/gerakan. Stimulasi ini penting, terutama pada pasien yang kesadarannya menurun atau mengalami gangguan saraf, untuk membantu otak “mengenali” bagian tubuh mereka.
Siapa yang Melakukan Gerak Pasif?¶
Seperti yang sudah disinggung, gerak pasif dalam konteks medis biasanya dilakukan oleh profesional atau orang terdekat yang sudah dilatih.
- Terapis Fisik (Fisioterapis): Mereka adalah profesional yang paling sering melakukan gerak pasif. Mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang anatomi, fisiologi, dan kondisi medis yang berbeda. Mereka tahu teknik yang tepat, rentang gerak yang aman, dan bagaimana merespons reaksi pasien.
- Perawat: Perawat juga sering melakukan gerak pasif, terutama pada pasien yang terbaring lama di tempat tidur. Mereka dilatih untuk melakukan gerakan dasar pada sendi utama untuk menjaga rentang gerak dan mencegah komplikasi.
- Anggota Keluarga atau Pengasuh: Dengan pelatihan yang tepat dari fisioterapis atau perawat, anggota keluarga atau pengasuh bisa diajari cara melakukan gerak pasif pada pasien di rumah. Ini memungkinkan gerak pasif dilakukan secara rutin, yang sangat penting untuk efektivitasnya.
- Alat Bantu: Seperti mesin CPM yang sudah disebutkan, ada alat yang dirancang khusus untuk melakukan gerak pasif secara otomatis pada sendi tertentu.
Dalam konteks fisika/alam, “pelakunya” adalah gaya-gaya alam itu sendiri: gravitasi, angin, air, atau gaya dorong/tarik dari benda lain.
Tips Melakukan Gerak Pasif yang Aman (Jika Membantu Seseorang)¶
Melakukan gerak pasif pada orang lain membutuhkan kehati-hatian dan pengetahuan dasar. Tujuannya adalah membantu, bukan malah menimbulkan nyeri atau cedera. Jika Anda perlu membantu seseorang melakukan gerak pasif, pastikan Anda sudah mendapatkan panduan dari profesional.
- Konsultasi Dulu: Ini yang paling penting. Jangan melakukan gerak pasif pada seseorang dengan kondisi medis tanpa berkonsultasi dan mendapatkan instruksi dari dokter atau fisioterapis mereka. Setiap kondisi bisa memiliki batasan dan teknik yang berbeda.
- Posisi yang Tepat: Pastikan baik Anda maupun orang yang dibantu berada dalam posisi yang nyaman dan stabil. Ini mencegah Anda sendiri cedera punggung dan memastikan anggota tubuh yang digerakkan ditopang dengan baik.
- Gerakan Halus dan Lambat: Lakukan setiap gerakan dengan sangat perlahan dan mulus. Hindari gerakan tiba-tiba, hentakan, atau memutar paksa. Gerakan harus stabil dan terkontrol.
- Dalam Batas Nyeri: Jangan pernah memaksakan sendi bergerak melampaui titik di mana orang tersebut mulai merasa nyeri. Nyeri adalah sinyal tubuh bahwa ada sesuatu yang salah. Gerakkan hanya sampai batas awal rasa tidak nyaman atau resistensi ringan.
- Perhatikan Respons: Selama melakukan gerakan, amati ekspresi wajah orang yang Anda bantu. Apakah mereka meringis? Apakah mereka menegang? Komunikasikan dengan mereka, tanyakan apakah mereka merasakan sakit atau tidak nyaman.
- Topang Anggota Tubuh: Pegang anggota tubuh yang Anda gerakkan dengan kuat namun lembut, menopang sendi di atas dan di bawah area yang digerakkan. Misalnya, saat menggerakkan lutut, topang paha dan betis.
- Fokus pada Sendi: Gerakkan satu sendi pada satu waktu, melintasi seluruh rentang gerak yang aman untuk sendi tersebut.
Melakukan gerak pasif dengan benar membutuhkan latihan dan kepekaan. Selalu utamakan keamanan dan kenyamanan orang yang Anda bantu.
Batasan Gerak Pasif¶
Meskipun gerak pasif memiliki banyak manfaat, penting juga untuk menyadari batasannya. Gerak pasif bukanlah pengganti total untuk gerak aktif, terutama jika tujuan utamanya adalah membangun kekuatan atau daya tahan.
- Tidak Membangun Kekuatan Otot: Ini adalah batasan paling signifikan. Gerak pasif tidak melibatkan kontraksi otot yang disengaja, sehingga tidak melatih otot untuk menjadi lebih kuat. Untuk meningkatkan kekuatan, diperlukan gerak aktif atau latihan penguatan otot.
- Tidak Meningkatkan Daya Tahan Kardiovaskular: Gerak pasif umumnya tidak meningkatkan detak jantung atau laju pernapasan secara signifikan seperti halnya latihan aerobik atau gerak aktif lainnya. Ini tidak melatih sistem kardiovaskular.
- Risiko Cedera Jika Tidak Benar: Seperti yang disebutkan, jika gerak pasif dilakukan secara kasar, terlalu cepat, atau melewati batas nyeri, ada risiko cedera pada sendi, otot, ligamen, atau jaringan lainnya.
- Bergantung pada Pihak Lain: Individu yang membutuhkan gerak pasif sepenuhnya bergantung pada orang lain atau alat untuk melakukannya. Ini bisa menjadi tantangan dalam hal ketersediaan dan konsistensi.
Oleh karena itu, gerak pasif seringkali merupakan bagian dari program rehabilitasi yang lebih luas yang nantinya akan berkembang ke gerak aktif yang dibantu, kemudian gerak aktif mandiri, dan akhirnya latihan penguatan dan fungsional.
Gerak Pasif di Luar Konteks Medis¶
Konsep gerak pasif tidak hanya relevan dalam biologi dan kesehatan. Dalam bidang lain seperti rekayasa dan astronomi, prinsip yang sama juga berlaku.
Robotika¶
Lengan robot yang digerakkan oleh motor adalah contoh yang baik dari gerak pasif. Lengan robot itu sendiri tidak memiliki kesadaran atau “otot” untuk memutuskan bergerak. Gerakannya sepenuhnya dikontrol dan ditenagai oleh motor eksternal yang menerima perintah dari program komputer. Setiap sendi pada lengan robot bergerak secara pasif sesuai instruksi yang diberikan.
Mekanisme Mesin¶
Di dalam mesin apa pun, banyak bagian bergerak secara pasif. Misalnya, roda gigi berputar karena digerakkan oleh roda gigi lain yang terhubung. Piston bergerak naik turun di dalam silinder karena didorong oleh tekanan dari proses pembakaran atau gaya dari poros engkol. Bagian-bagian ini tidak memiliki sumber energi penggerak mandiri untuk gerakan spesifik tersebut; mereka bergerak karena digerakkan oleh bagian lain dalam sistem.
Astronomi¶
Planet yang mengorbit matahari atau bulan yang mengorbit bumi bisa dianggap bergerak secara pasif dalam konteks gaya gravitasi yang dominan. Planet tidak “memilih” untuk mengorbit; mereka dipaksa oleh gaya gravitasi matahari. Tentu saja, benda-benda langit ini juga memiliki gerakan internal mereka sendiri (rotasi), tetapi gerakan orbital utama adalah respons pasif terhadap gaya gravitasi.
Fakta Menarik Seputar Gerak Pasif¶
Ada beberapa hal menarik terkait gerak pasif yang mungkin belum banyak diketahui:
- Mesin CPM (Continuous Passive Motion) pertama kali dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Dr. Robert Salter di Toronto. Alat ini merevolusi perawatan pasca-operasi sendi, memungkinkan pasien mendapatkan manfaat gerak pasif secara konsisten tanpa kehadiran terapis sepanjang waktu.
- Penilaian Saraf vs. Sendi: Kemampuan sendi untuk bergerak penuh secara pasif bisa menjadi petunjuk penting bagi dokter. Jika sendi bisa digerakkan sepenuhnya secara pasif, namun pasien tidak bisa menggerakkannya sendiri secara aktif, ini seringkali menunjukkan masalah pada saraf yang mengontrol otot penggerak atau pada otot itu sendiri, bukan pada sendi tersebut. Sebaliknya, jika sendi tidak bisa digerakkan penuh bahkan secara pasif (ada resistensi atau kekakuan), masalahnya mungkin ada pada sendi itu sendiri (kaku, ada sumbatan fisik, atau kontraktur parah).
- Refleks Bayi: Banyak gerakan pada bayi baru lahir yang mirip gerak pasif atau merupakan refleks primitif, bukan gerak aktif yang disadari. Misalnya, refleks menggenggam atau refleks melangkah saat kakinya menyentuh permukaan. Gerakan-gerakan ini terjadi tanpa kontrol sadar dari bayi.
- Pentingnya dalam Ruang Angkasa: Astronot yang berada di lingkungan tanpa gravitasi perlu melakukan latihan khusus. Meskipun sebagian besar berfokus pada gerak aktif untuk mencegah hilangnya massa otot dan tulang, pemahaman tentang bagaimana tubuh bergerak dengan minimal gaya eksternal (mirip pasif) juga relevan untuk memahami biomekanik mereka di ruang hampa.
Gerak pasif, meskipun terdengar sederhana karena tidak melibatkan usaha dari subjek yang bergerak, adalah konsep penting dengan aplikasi luas, terutama dalam dunia kesehatan.
Kesimpulan¶
Jadi, apa yang dimaksud dengan gerak pasif? Gerak pasif adalah pergerakan yang terjadi pada suatu objek atau bagian tubuh karena adanya kekuatan dari luar, bukan karena usaha atau kontraksi otot yang disengaja dari objek atau individu itu sendiri. Ini bisa berupa tangan yang digerakkan oleh fisioterapis, daun yang jatuh karena gravitasi, atau mobil yang diderek.
Dalam konteks medis, gerak pasif sangat vital untuk menjaga kesehatan sendi dan otot pada individu yang tidak mampu bergerak aktif. Manfaatnya meliputi pencegahan kekakuan, peningkatan sirkulasi, dan pemeliharaan rentang gerak sendi. Meskipun memiliki batasan (tidak membangun kekuatan), gerak pasif adalah komponen penting dalam program rehabilitasi dan perawatan.
Memahami gerak pasif membantu kita menghargai kompleksitas pergerakan, baik dalam tubuh kita maupun di alam semesta.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda pernah mengalami atau melihat langsung pentingnya gerak pasif dalam kehidupan sehari-hari atau dunia medis? Ceritakan pengalaman atau pandangan Anda di kolom komentar!
Posting Komentar